Mati-matian PT IBU bela diri saat dituduh curang jual beras oplosan
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto melihat ada unsur pidana dalam sebuah perkara beras yang melibatkan PT Indo Beras Unggul (PT IBU), dengan dugaan persaingan dan mencari keuntungan. Persaingan usaha tetap bisa dikenakan unsur pidana karena ada undang-undang yang telah dilanggar.
Direktorat Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri menggerebek gudang beras milik PT Indo Beras Unggul (PT IBU). Penggerebekan digelar Kamis (20/7) sekitar pukul 15.30 WIB, di Jalan Rengas Km 60 Karangsambung, Kedungwaringan, Bekasi, Jawa Barat.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto melihat ada unsur pidana dalam sebuah perkara beras yang melibatkan PT Indo Beras Unggul (PT IBU), dengan dugaan persaingan dan mencari keuntungan. Persaingan usaha tetap bisa dikenakan unsur pidana karena ada undang-undang yang telah dilanggar.
"Persaingan usaha ada bisa dipidana. Ada 382 Bis KUHP kemudian UU KPPU juga ada. Jadi itu nanti akan kita dalami," kata Setyo di Mabes TNI, Jakarta Timur.
Jendral bintang dua ini menegaskan bahwa PT IBU tetap dikenakan pidana meski dengan alasan untuk mencari keuntungan. Keuntungan yang diperoleh oleh PT IBU itu sendiri dianggap terlalu besar atau berlebihan.
"Ya mencari keuntungan sesuai hati nurani. Kalau katakan harga 10.000 kemudian dijual 20.000 kan tidak sesuai keadilan," ujarnya.
Adanya bantahan dari PT IBU bahwa mereka memakai beras subsidi untuk beras premier, Setyo membolehkan mereka melakukan bantahan dan mempersilahkannya. "Ya membantah boleh saja. Semua orang boleh," tandasnya.
Atas dasar ini, PT IBU memberikan pembelaannya. Kemarin, PT Tiga Pilar, induk usaha PT IBU, memberikan keterangan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut pembelaan mereka.
-
Bagaimana dampak kemarau panjang terhadap harga beras? Produksi sawah petani terancam gagal karena hal ini.
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Apa yang lebih murah dibanding beras? Harga singkong yang lebih murah Wartini menambahkan jika harga singkong jauh lebih murah dibanding harga beras berbagai jenis yang saat ini berada di atas Rp10 ribu per kilogramnya. Untuk dua buah singkong ukuran sedang, Wartini menjualnya seharga Rp7 ribu. Biasanya warga hanya mengonsumsi tidak sampai sekilo sehari.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Apa yang membuat harga beras menjadi mahal? Kenaikan harga itu membuat mereka sulit menjual beras pada konsumen di pasaran.
Baca juga:
Pembelaan PT IBU dituding oplos beras subsidi
Tak mau gegabah, Polda Sumsel uji lab beras diduga dioplos Bulog
Mabes Polri pastikan ada unsur pidana dalam kasus Beras Maknyuss
5 Fakta di balik kasus beras oplosan,salah satu petinggi eks menteri
Satgas Pangan Polres Mojokerto grebek gudang beras oplosan
Dijual mahal, ini cara menentukan harga beras Maknyuus dan Ayam Jago
Bantah jual beras subsidi
Juru Bicara PT Indo Beras Unggul (PT IBU) Jo Tjong Seng menegaskan bahwa perusahaannya tidak menggunakan beras subsidi seperti yang dituduhkan. Menurutnya, pihaknya hanya menggunakan beras subsidi input dari petani.
Subsidi input sendiri merupakan bantuan subsidi yang diberikan dari pemerintah untuk petani dalam bentuk benih, pupuk, alat traktor, dan lain-lain. Sehingga beras yang dihasilkan dibeli dengan harga pasar.
Sedangkan subsidi output merupakan beras yang dibeli dengan harga tertentu oleh pemerintah dari hasil panen yang dilakukan petani dengan bahan baku sendiri. Di mana pemerintah menjamin pasar dan harga layak yang seharusnya diterima oleh petani.
"Kami tegaskan kami tidak menggunakan rastra (beras sejahtera) untuk bahan baku. Kami gunakan subsidi input. Dan kami membeli gabah kering panen maupun kering giling melalui mekanisme pasar," kata Jo di gedung BEI, Jakarta.
Klaim jual beras kualitas tinggi
Juru Bicara PT Indo Beras Unggul (PT IBU) Jo Tjong Seng menjelaskan, beras IR64 tidak ada hubungannya dengan jenis beras medium atau premium seperti yang diberitakan selama ini. Menurutnya, beras IR64 atau beras jenis apapun bisa menjadi jenis beras medium ataupun premium jika diolah dengan menggunakan standar parameter mutu fisik.
Di mana parameter mutu fisik berdasarkan keutuhan beras, untuk premium itu beras patahnya 95 persen. Kualitas beras berdasarkan derajat sosoh, kadar air, dan lain-lain. Selain itu, deskripsi jenis beras medium atau premium bukan berdasarkan pada kandungan gizi.
"Deskripsi mutu premium atau medium itu berdasarkan pada fisik. Bukan tergantung jenis beras dan varietasnya," jelas Jo.
Beras di gudang cuma stok bukan menimbun
Juru Bicara PT Indo Beras Unggul (PT IBU), Jo Tjong Seng, membantah pihaknya disebut menimbun beras sebanyak 1.100 ton di gudang Bekasi. Dia menjelaskan, beras-beras yang disita tersebut merupakan stok penjualan untuk 1 minggu ke depan sebanyak 1.161 ton beras.
Menurutnya, sangat wajar bagi industri beras memiliki stok untuk kebutuhan penjualan. "Satgas melakukan police line terhadap sekitar 1.100 ton beras. Yang kami sampaikan 1.161 ton itu adalah stok bukan untuk penimbunan. Karena stok untuk kebutuhan rencana penjualan satu minggu ke depan. Adalah hal yang umum dan tidak dilarang industri untuk memiliki stok," kata Jo di Gedung BEI, Jakarta.
Dia menambahkan, perusahaannya telah memasarkan produknya ke seluruh Indonesia. Sehingga akan sangat dibutuhkan untuk memiliki stok agar aktivitas distribusi bisa tetap dilakukan.
Harga pembelian dari petani tinggi merupakan insentif bonus
Juru Bicara PT IBU Jo Tjong Seng mengatakan pihaknya hanya membeli gabah di petani sesuai dengan harga pasar. Sedangkan, harga pasar bisa lebih tinggi dari harga acuan beras yang ditentukan oleh pemerintah.
Dia menambahkan, PT IBU menjunjung tinggi kualitas dan mutu beras. Sehingga, pihaknya akan memberikan insentif kepada petani yang mampu menyediakan gabah dengan mutu dan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi perusahaan.
Dengan adanya insentif tersebut, harga yang diterima ke petani akan lebih tinggi lagi. Sehingga para petani berbondong-bondong mau mulai memperhatikan produktivitas dan nilai mutu hasil panennya.
"Jadi dengan ada mekanisme harga pasar tentunya sudah membantu petani apalagi ditambah dengan insentif. Itu juga cara kami meningkatkan kesejahteraan petani," imbuhnya.
Kapasitas produksi PT IBU tak bisa untuk monopoli
Juru Bicara PT IBU Jo Tjong Seng membantah jika langkah pembelian gabah petani dengan harga tinggi akan mematikan pelaku usaha lain. Menurutnya, kapasitas pengeringan PT IBU tidak melebihi dari delapan persen dari potensi panen yang ada dari lingkungan sekitar pabrik.
"Kapasitas pengeringan kami tidak akan mampu menyerap semua hasil panen dan kami hanya menyerap sebagian kecil dari potensi panen yang ada. Sehingga tidak mungkin namanya penggilingan lain tidak kebagian," jelas Jo.
Â
(mdk/bim)