Menengok Besarnya Dana Riset Malaysia
Di Malaysia, penggunaan dana riset dan pengembangan ini bisa dipantau melalui aplikasi, MyGrants. Sehingga, penggunaan dananya bisa efektif dan efisien.
Guru Besar International Islamic University Malaysia (IIUM) Erry Yulian Adesta menyebut bahwa pemerintah Malaysia sangat serius dalam menggarap anggaran riset dan pengembangan (R/D). Saat ini, anggaran riset dan pengembangan Malaysia mencapai RM 400 juta.
Menurutnya, anggaran riset dan pengembangan ini menjadi salah satu penyebab turunnya peringkat universitas-universitas di Indonesia. Berdasarkan Lembaga Pemeringkatan Universitas Dunia, Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking 2018, tiga universitas ternama di Indonesia masuk 500 terbaik di dunia yaitu Universitas Indonesia (UI) di posisi 292, Institut Teknologi Bandung (ITB) di peringkat 359 dan Universitas Gadjah Mada (UGM) berada di 391.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
Namun, posisi dua universitas melorot dibanding tahun lalu. Pada 2017, UI menduduki peringkat 277 dunia, ITB berada di 331. Sementara, UGM malah mengalami kinerja positif dari posisi 410 di tahun sebelumnya.
"Dari angka RM 400 juta, RM 30 juta untuk menjalin riset dengan industri dan pihak internasional. Dana yang dialokasikan itu harus mampu dikelola dengan prinsip dan luaran yang jelas dan terukur serta memiliki dampak. Bukan sekedar ritual melakukan riset sekedar mengisi Beban Kerja Dosen (BKD) seperti yang terjadi saat ini. Riset ada ekosistemnya yang saling bergantung satu sama lain. Dana riset yang kita miliki sudahlah terbatas penggunaannya pun serampangan tidak jelas inginnya apa," ujar Erry saat dihubungi, Rabu (27/2).
Di Malaysia, penggunaan dana riset dan pengembangan ini bisa dipantau melalui aplikasi, MyGrants. Sehingga, penggunaan dananya bisa efektif dan efisien. "Malaysia punya instrumen yang jelas dan terukur. Hampir tidak ada yang abu-abu sehingga anggaran riset bisa efektif dan juga efisien," tegasnya.
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan anggaran riset dan pengembangan masih relatif kecil, hanya sebesar 0,03 persen. Untuk mengejar ketertinggalan, pemerintah harus meningkatkan anggaran riset dan pengembangan sebesar dua persen dari PDB.
"Di Indonesia penggunaan dana riset masih terfragmentasi. tersebar lintas kementerian dan dampaknya kecil terhadap perekonomian. Solusinya adalah integrasi belanja penelitian di lintas sektoral pemerintah di bawah lembaga dana abadi penelitian atau LPDP," kata Bhima.
Sejak 2012, LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) tak hanya mengelola dana beasiswa pendidikan S2 sampai S3, tapi jauh dari itu juga mengalokasikan dana untuk riset inovatif produktif (RISPRO). Total dana yang dikelola LPDP mencapai Rp 55 triliun.
"Itu dana abadi, artinya pokok dana tidak berkurang dan yang dipakai hanya imbal hasil/bunga investasi," tegasnya.
Sebelumnya, anggaran riset dan pengembangan ini sempat menjadi sorotan saat CEO Bukalapak Achmad Zaky mengemukakannya di laman media sosial. Menurutnya, peningkatan anggaran riset dan pengembangan sangat diperlukan untuk membuat Indonesia siap menghadapi revolusi industri 4.0
Zaky mengatakan pada prinsipnya dia sangat memperhatikan kemajuan industri teknologi di Indonesia. Dia sangat berharap agar semua pihak terlibat dalam investasi di bidang riset dan SDM secara berkelanjutan demi mendorong percepatan kemajuan bangsa di segala bidang.
Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir mengatakan, dana riset Indonesia masih bertumpu pada dana riset Indonesia masih bertumpu pada APBN. Sebesar 76 persen dana riset Indonesia berasal dari APBN dan sisanya dari swasta atau industri.
Menurut dia, hal tersebut berkebalikan dengan negara-negara seperti di Singapura atau Korea Selatan yang dana risetnya lebih banyak bersumber dari industri.
"Singapura, negara tetangga kita, 80 persen dana riset dari industri atau swasta, 20 persen didanai oleh pemerintah. Di Korea Selatan dari pemerintah hanya 16 persen, dari industri 84 persen . Kita berapa, 76 persen, ini terbalik," kata Natsir beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, pemerintah akan mendorong agar industri lebih berkontribusi untuk pendanaan riset Indonesia. "Kami berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian untuk mendorong riset dari industri itu bisa tergabung dengan Kemenristekdikti dan lembaga riset yang ada di Indonesia supaya jumlah anggara riset bertambah," katanya.
Baca juga:
Menristekdikti Targetkan 7.000 Jurnal Terakreditasi Nasional dalam Dua Tahun
Pemerintah Tutup 243 Perguruan Tinggi Swasta Bermasalah
Resmikan RSUI, Menristekdikti Tantang UI Tembus Peringkat 200 Besar Dunia
Minim Dosen, 9 Perguruan Tinggi Swasta di Sumut Terpaksa Ditutup
Menristekdikti Ingin PTS Indonesia Tembus 500 Besar Dunia
Fraksi Demokrat Usir Peserta Rapat Kunjungan Kerja Komisi VII DPR