Menengok Desa Kutuh, Desa Mandiri Berpendapatan Miliaran Rupiah
Keberhasilan itu terlihat dari sistem pengelolaan desa yang rapi dan apik. Kepala desa adat Kutuh, I Made Wena menyatakan, desa sekarang harus bisa mengeksplor kelebihan dan keunikan sendiri supaya bisa membawa kemajuan ekonomi.
Ada yang berbeda dari satu desa di Badung Selatan, Bali. Desa ini dikenal sebagai desa mandiri, sampai Presiden Joko Widodo bertandang dan memuji prestasinya.
Ternyata, desa yang memiliki dua pemimpin ini berhasil meraup cuan hingga Rp 14,5 miliar dengan pendapatan total Rp 50 miliar per tahunnya. Ya, inilah Desa Kutuh, desa yang berhasil menyabet juara 1 regional dua karena dinilai bisa memanfaatkan dana desa dengan sempurna.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa yang diharapkan dari Dana Desa di Purwakarta? “Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta,” ucap Anne.
-
Kapan Dana Desa mulai diterapkan di Indonesia? “Apalagi ternyata selama sewindu pelaksanaan UU Desa, total Dana Desa yang telah dikucurkan negara sudah menyentuh Rp539 triliun. Sungguh angka yang sangat fantastis. Yang apabila tidak dikelola secara akuntabel dan hati-hati, tentu akan sia-sia,” ungkap Puteri dalam Sosialisasi Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Gedung Sawala Yudistira, Komplek Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta, belum lama ini.
-
Bagaimana upaya untuk mencegah penyelewengan Dana Desa? “Kegiatan ini penting supaya kita bisa hati-hati dalam menggunakan Dana Desa dan tidak tergelincir pada penyelewengan. Tapi, semakin fokus digunakan untuk kegiatan yang memang dibutuhkan masyarakat, seperti Bantuan Langsung Tunai Dana Desa dan infrastruktur desa,” tuntasnya.
-
Apa itu Desa Devisa? Desa Devisa adalah program pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan potensi komoditas ekspor sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, seperti dilansir dari laman resmi Diskominfo Jatim.
-
Di mana Desa Sinar Bandung berada? Desa yang berlokasi di Kecamatan Negeri Katon ini jadi salah satu desa yang unik di Pulau Sumatra.
Keberhasilan itu terlihat dari sistem pengelolaan desa yang rapi dan apik. Kepala desa adat Kutuh, I Made Wena menyatakan, desa sekarang harus bisa mengeksplor kelebihan dan keunikan sendiri supaya bisa membawa kemajuan ekonomi.
"Pembangunan itu berbasis masyarakat. Jadi desa bukan objek, tapi desa adalah subjek pembangunan. Desa harus pandai mengeksplor diri sendiri. Kita tidak bisa bergantung pada orang lain," paparnya dalam Workshop Media Training Bank Mandiri di Bali, Kamis (14/9).
Hingga saat ini, Desa Kutuh sudah memiliki 9 unit usaha di antaranya Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Kawasan Wisata Pantai Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Area Paragliding dengan tarif USD 100 per 20 menit, seni budaya Kecak, Unit Barang jasa, Unit Piranti Yatna (keagamaan), Unit Transportasi dan Unit Jasa Konstruksi.
Ada pula 3 unit layanan desa yang dikembangkan, yaitu Layanan panyukerta desa adat, Layanan kesehatan dan asuransi, dan Layanan wisata edukasi.
Sebagian besar pendapatan Desa Kutuh berasal dari pemanfaatan destinasi wisata. Paragliding jadi primadona bagi para wisman, ditambah pengelolaan Pantai Pandawa yang semakin ramai dari hari ke hari. Bahkan ke depannya, desa ini bakal memanfaatkan lahan desa menjadi lapangan sepak bola bertaraf internasional.
"Saat ini lapangan sedang diperbaiki pakai dana masyarakat di LPD Rp 5 miliar dan dana desa Rp 900 juta," ujarnya.
Dengan pengembangan yang semakin baik, diperkirakan Desa Kutuh memiliki aset senilai Rp 125 miliar. Tentu, nilainya akan semakin membesar waktu demi waktu.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
Punya Dua Pimpinan
Ada hal unik lain di Desa Kutuh ini. Desa ini memiliki 2 pemimpin yang beriringan membangun desa, yaitu Kepala Desa dan Kepala Desa Adat.
Nyatanya, dualitas kepemimpinan ini malah bikin Desa Kutuh jadi desa mandiri dengan pendapatan hingga Rp 50 miliar per tahunnya. Di tangan dingin I Made Wena, Kepala Desa Adat Kutuh dan I Wayan Purja, Kepala Desa Kutuh, desa ini berhasil memukau Presiden Joko Widodo sewaktu bertandang ke sana.
"Kami berbagi tugas. Saya mengurus masyarakat adatnya, Kepala Desa mengurus administrasinya. Kita berjalan beriringan, menyelaraskan program terbaik baik dari sisi masyarakat adat maupun administrasinya," ungkap I Made Wena di Desa Kutuh, Bali, Kamis (12/9).
Di Bali khususnya Desa Kutuh, masyarakat adat punya peran penting dalam kemajuan desa itu sendiri. Seluruh aset baik tanah maupun bangunan dimiliki oleh masyarakat adat dan bersertifikasi.
Oleh karenanya, alih-alih mengambil lahan untuk desa, dua pemimpin Desa Kutuh ini lebih memilih memanfaatkan aset masyarakat, mengajak masyarakat untuk ikut berbisnis dan mengembangkan desa.
Perwujudannya adalah dengan menerapkan model usaha Badan Usaha Milik Masyarakat Adat atau BUMDA. Salah satu unit usaha Desa Kutuh, Wisata Paragliding, dikelola dengan BUMDA.
"Kami tidak mengeluarkan modal uang sama sekali. Warga punya tanahnya, parasutnya dan kita tinggal mengadakan pelatihan dan menawarkannya pada wisatawan," tambahnya.
Dualitas kepemimpinan ini, kata I Wayan Purja, terbukti bisa mempercepat pembangunan desa. "Dualitas kepemimpinan ini sebagai upaya percepatan pembangunan desa. Kita eksplor, dari sisi adat mana yang bisa dimanfaatkan, dari sisi administratif mana yang bisa dimanfaatkan. Jadi cepat," tuturnya.
Karena inovatif, dualitas kepemimpinan ini juga mulai diterapkan beberapa bagian pemerintahan di Bali.