Menko Darmin akui krisis Turki berdampak ke RI namun tak perlu dikhawatirkan
Menko Darmin menambahkan, pelemahan nilai tukar Lira milik Turki tidak hanya akan berdampak kepada nilai tukar Rupiah. Tetapi akan berdampak kepada nilai tukar mata uang negara berkembang. mengatakan selama ini nilai tukar mata uang Turki mengalami pelemahan terbesar terhadap Dolar AS.
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan krisis Turki akan membawa imbas bagi ekonomi dalam negeri. Namun demikian, dia mengatakan dampak ini tidak perlu menjadi kekhawatiran besar.
"Selalu akan ada imbasnya. Sebenarnya bisa tidak kena imbas kalau orang mikir pasti tidak ada imbasnya. Kenapa? Ini kan sebenarnya Turki ini kan biasa lah soal Trump," ujar Menko Darmin di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (13/8).
-
Siapa Briptu Mustakim? Briptu Mustakim adalah seorang polisi yang berhasil menarik perhatian banyak orang berkat penampilannya yang menawan. Banyak yang berkata bahwa ia mirip dengan beberapa aktor ternama seperti Ali Syakieb dan Herjunot Ali.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Kapan Putri Delina menghadiri acara Mepamit Rizky Febian? Pada hari Minggu, 5 Mei 2024, Mahalini menggelar upacara adat Mepamit, sebuah momen di mana calon pengantin perempuan berpamitan kepada leluhurnya untuk menikah dan ikut bersama keluarga pria.
-
Kapan Mahalini Raharja dan Rizky Febian bertunangan? Tidak main-main, pada 7 Mei 2023 lalu keduanya mantap melanjutkan hubungan yang lebih serius dengan menggelar acara lamaran yang dihadiri dua keluarga dan kerabat dekat.
-
Di mana Beby Tsabina mendampingi Rizki Natakusumah dalam Upacara HUT RI? Baru-baru ini, Beby tampil anggun saat mendampingi suaminya dalam Upacara HUT RI ke-79 di Alun-alun Pandeglang.
-
Kapan Rizki Natakusumah melamar Beby Tsabina? Pada hari Minggu (21/4/2024) lalu, Rizki membawa anggota keluarganya untuk melamar sang pujaan hati, Beby Tsabina.
Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, pelemahan nilai tukar Lira milik Turki tidak hanya akan berdampak kepada nilai tukar Rupiah. Tetapi akan berdampak kepada nilai tukar mata uang negara berkembang. "Bukan cuma Rupiah, tapi ke emerging market. Euforia semestinya tidak," jelasnya.
Menko Darmin menjelaskan, krisis Turki dipicu oleh desakan Amerika Serikat untuk membebaskan Pendeta Andrew Brunson, yang dikenai tahanan rumah dan menghadapi tuduhan melakukan kegiatan teroris di Turki. Desakan ini tidak dihiraukan oleh Turki.
"Mr. Trump tiba tiba beberapa minggu lalu itu ada pendeta di sana yang ditahan diadili atau gimana, yang dianggap terlibat kudeta dulu itu. Nah, dia ditahan, tahu-tahu Trump bilang lepas tuh orang. Kalau tidak saya akan kenakan bea masuk aluminium dan baja. Yah negara namanya ditekan ya gamau dia. Beneran, dua hari lalu dinaikkan bea masuk dari baja dan aluminium dari Turki ke AS," jelasnya.
Menko Darmin mengatakan selama ini nilai tukar mata uang Turki mengalami pelemahan terbesar terhadap Dolar AS. Hal ini kemudian diperparah dengan keputusan AS mengenakan bea masuk terhadap produk baja dan aluminium milik Turki.
"Selama ini Turki salah satu mata uang yang pelemahannya besar. Ada Turki, ada Rusia, ada Brazil. Nah, begitu dinaikkan khusus (bea masuk), ini bukan urusan perang dagang dengan China dan Eropa, nah dia lagi marah saja. Kemudian dibebankan bea masuk. Dia tahu, kalau dibebankan bea masuk dengan produk besar begitu di Turki ini dampaknya besar," jelasnya.
Sebelumnya, mata uang Turki Lira mengalami kemerosotan paling besar dalam satu dasawarsa setelah presiden Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat akan menaikkan tarif atas impor baja dan aluminium dari negara itu.
Trump mengumumkan hal itu dalam sebuah cuitan pada Jumat 10 Agustus 2018. "Hubungan kami dengan Turki tidak baik saat ini!," kata Trump, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu 12 Agustus 2018.
Hubungan kedua negara tegang sejak lama, karena Amerika Serikatt mendesak Turki untuk membebaskan pendeta Andrew Brunson, yang dikenai tahanan rumah dan menghadapi tuduhan melakukan kegiatan teroris di Turki.
Gedung Putih menepiskan tuduhan-tuduhan itu sebagai hal yang tidak berdasar dan menuduh Turki menjadikan Brunson sebagai sandera. Turki berencana mengadili pendeta asal AS itu.
Masalah pendeta Brunson itu mengakibatkan ambruknya nilai mata uang Turki karena para investor takut Amerika Serikat akan menjalankan sanksi-sanksi ekonomi. Selama seminggu terakhir, mata uang lira mengalami tekanan kuat, dan ini dipergawat oleh gagalnya pembicaraan diplomatik di Washington minggu ini.
Kesabaran Amerika Serikat menghadapi Turki agaknya telah berakhir, kata para pengamat. "Kebanyakan pemain politik di Washington beranggapan bahwa menawarkan hadiah dan kompromi kepada Turki tidak akan berhasil, karena itu kini perlu dilakukan tindakan tegas," kata analis politik Atilla Yesilada dari Global Source Partners.
"Kita tidak akan kalah dalam perang ekonomi ini," kata Erdogan hari Jumat. “Turki akan melawan para teroris ekonomi seperti kami melawan komplotan kudeta dua tahun yang lalu," tegasnya.
Presiden Turki itu menuduh negara-negara Barat berusaha menggulingkannya dengan menciptakan krisis keuangan, kendati telah gagal dalam melancarkan kudeta tahun 2016 itu. "Sejumlah negara telah bertindak keliru dengan melindungi para pelaksana kudeta itu, dan hubungan kami dengan negara-negara seperti ini telah mencapai tahapan yang tidak bisa diselamatkan lagi," tambah Erdogan.
Baca juga:
Respons Menteri Sri Mulyani saat Rupiah melemah ke Rp 14.600/USD akibat krisis Turki
Kemenhub kaji ulang pembangunan Pelabuhan Patimban dan kereta cepat Jakarta-Surabaya
Pakai bahan baku lokal, proyek infrastruktur PU-PR dipastikan tetap berjalan
Rupiah kembali terperosok ke level Rp 14.439 per USD
Rupiah bergerak satgan di level Rp 14.400-an per USD
Indef sebut kenaikan suku bunga BI tak ampuh dongkrak Rupiah, ini sebabnya
Langkah BI naikkan suku bunga acuan buat lesu pasar modal dan sektor riil