Menko Luhut Soal Ancaman Keluar dari Kesepakatan Paris: Amerika dan Brasil Saja Bisa
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan Indonesia serius dengan ancaman keluar dari 'Paris Agreement' alias Kesepakatan Paris. Hal ini sebagai respons atas kampanye hitam terhadap kelapa sawit Indonesia yang dilakukan oleh Uni Eropa.
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan Indonesia serius dengan ancaman keluar dari 'Paris Agreement' alias Kesepakatan Paris. Hal ini sebagai respons atas kampanye hitam terhadap kelapa sawit Indonesia yang dilakukan oleh Uni Eropa.
"Kita melihat kalau ini masih berlanjut kita mungkin pergi ke European Court, kalau masih (kampanye hitam) ke WTO," kata dia, dalam acara Coffee Morning, di Kantornya, Jakarta, Senin (8/4).
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Kapan Sepur Kluthuk Jaladara diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
"Keluar dari Paris Agreement kenapa tidak. Amerika saja bisa kok. Brazil saja bisa. Kenapa kita tidak bisa," lanjut dia.
Dia menegaskan bahwa Indonesia tentu sangat menghargai perjanjian-perjanjian internasional seperti Paris Agreement. Namun, kepentingan nasional tetap harus diutamakan.
"Kita setuju semua itu, kita juga menghormati, tapi kalau kau tidak hormati rakyat kita, saya juga mau tanya apa sih yang kita dapatkan dari climate change. Dia bilang karbon, karbon mana yang kita dapat. Jujur dong," tegas dia.
"Jadi biar LSM-LSM itu tanya nuraninya sendiri apa yang sudah kita dapat dari itu semua dan apa yang kita hilang. Rakyat kita kan 20 juta akan tertimpa. Jadi kita mesti lihat nasional interest kita. Tidak ada suka tidak suka," imbuh Menko Luhut.
Dia mengatakan bahwa tak hanya Indonesia yang akan melawan kampanye negatif terhadap CPO. Kolombia, salah negara produsen CPO terbesar di dunia pun, kata Menko Luhut, tak akan tinggal diam.
"Yang paling banyak hutannya sekarang kan Indonesia, Brazil, sama Kolombia. Kolombia punya hutan juga besar. Saya bicara sama menterinya, dia bilang kalau kita terlalu ditekan-tekan, kita tidak mau juga. Dan ini semua negara berkembang yang kena," tandasnya.
Baca juga:
Menko Luhut Minta LSM Turut Perangi Kampanye Negatif Kelapa Sawit
Eropa Larang Impor Kelapa Sawit, Jokowi & Mahathir Mohamad Layangkan Surat Keberatan
Menko Luhut Lawan Eropa soal Kelapa Sawit: Ini Masalah Kedaulatan Negara
Walhi Kritisi Ancaman Menko Luhut Keluar dari Kesepakatan Paris
Pemerintah Jokowi Kebut Program Peremajaan Kelapa Sawit
Pemerintah Jokowi Uji Jalan Penerapan B30 Mei Mendatang
Faisal Basri Sindir Cara Pemerintah Ancam Boikot Produk Uni Eropa