Menperin siap beri insentif agar mobil hybrid bisa murah
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan berusaha untuk menekan harga mobil hybrid. Salah satunya dengan cara memberi insentif untuk bea masuk maupun PPnBM (Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah) mobil hybrid.
Pemerintah Jokowi-JK tengah menggenjot produksi mobil emisi rendah yaitu mobil hybrid dan mobil listrik. Namun, untuk mobil hybrid sendiri harganya diakui sangat mahal, sehingga hanya mampu dimiliki oleh mereka yang berkantong tebal.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan berusaha untuk menekan harga mobil hybrid. Salah satunya dengan cara memberi insentif untuk bea masuk maupun PPnBM (Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah) mobil hybrid.
-
Bagaimana mobil listrik jenis PHEV bekerja? Prinsipnya sama dengan HEV, tapi lebih canggih dari sisi baterai. Sebab daya baterainya dapat diisi ulang di charging station, selain memanfaatkan energi kinetis dari hasil pengereman.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
-
Bagaimana cara mobil hybrid mengoptimalkan penggunaan energi dan bahan bakar? Namun, kemampuan mobil hybrid untuk beralih antara kedua sumber energi ini memungkinkan penggunaan energi dan bahan bakar yang lebih optimal.
"Struktur harganya itu kan terbentuk karena tarif. Jadi tarifnya baik itu terkait bea masuk maupun PPnBM akan diberikan insentif," ungkapnya di Indonesia Convention and Exibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (10/8).
Jika dibandingkan mobil listrik, maka industri otomotif tentu akan lebih memilih untuk mendahulukan produksi mobil hybrid. Sebab, dalam produksi mobil hybrid, tidak dibutuhkan tambahan infrastruktur lagi.
"Kesiapan dari industri, mana saja yang siap, tapi logikanya hybrid itu tidak membutuhkan tambahan infrastruktur. Industri pasti akan memilih itu (mobil hybrid) lebih dulu," jelas dia.
Sedangkan mobil listrik sendiri masih membutuhkan tambahan infrastruktur seperti, fasilitas charging dan lain sebagainya. "Kalau electric vehicle (mobil listrik) membutuhkan infrastruktur. Fasilitas charging kalau di luar negeri bekerja sama dengan pemerintah daerah terkait tempat parkirnya di mana," pungkasnya.
Baca juga:
Hingga Juni 2017, penjualan mobil dalam negeri capai 533.570 unit
2025, Kemenperin targetkan produksi 400.000 mobil listrik
Resmi dibuka, GIIAS 2017 pamerkan kendaraan dari 30 merek ternama
MUF tawarkan pembiayaan murah dan trade-in selama GIIAS 2017
Mesra, Toyota Regional Community Gathering diajak ke GIIAS 2017