Mentan Bantah Food Estate Kalteng Gagal Panen
Mentan menegaskan, lahan food estate berhasil digarap meskipun ada beberapa hektare yang panennya tidak optimal karena gangguan seperti hama dan faktor cuaca.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menegaskan program pembangunan lumbung pangan di Kalimantan Tengah (Kalteng) berjalan sesuai dengan rencana. Dirinya membantah jika program tersebut gagal dan tidak menghasilkan panen sesuai perhitungan.
Menurutnya, food estate di Kalteng memiliki perbedaan dari sisi geografis dibandingkan food estate di daerah lain.
-
Bagaimana Kementan mendukung food estate Keerom? Kementan dalam food estate ini akan menyiapkan 20 unit traktor, cultivator, planter jagung, serta saprotan pupuk, benih unggul dan bahan kimia pengendali hama. Intinya kita siap melaksanakan arahan Bapak Presiden".
-
Kenapa food estate itu penting? Tujuan dari program food estate ini adalah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, mengurangi ketergantungan pada impor pangan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
-
Food estate itu apa? Food estate adalah suatu program yang dilakukan untuk peningkatan produksi pangan nasional.
-
Apa yang dicapai dari panen jagung di food estate Keerom? Presiden Jokowi mengatakan bahwa lahan tersebut baru pertama kali ditanami jagung, sehingga tak perlu berpikir hasilnya bakal tinggi. Namun ia tetap mengapresiasi hasil panen yang mencapai 7 ton per hektare.
-
Bagaimana cara membangun food estate? Membangun food estate yang baik melibatkan perencanaan, implementasi, dan pemantauan yang cermat.
-
Kenapa Kementan giat dalam mengekspor produk pertanian? Kita melakukan ekspor untuk yang kesekian kalinya. Dan menurut pak menteri ekspor ini bisa mencapai 900 triliun. Artinya kita tidak hanya negara pengimpor tetapi juga pengekspor. Ini adalah usaha keras kita dan apa yang kita ekspor juga bukan hanya mentah tapi hilirisasi. Kita memang ingin produk hilirisasi ini terus berkembang. Ini akan membantu mengembangkan usaha masyarakat, terutama UMKM," katanya.
"Maaf, food estate Kalteng itu tidak seperti di Aceh, di Jawa, tidak seperti yang kita lihat. Di sana itu rawa 1,5 meter, 50 cm paling dikit airnya, air dengan pH kuning yang asamnya tinggi. Kalau traktor roda 4 diterjunkan akan tenggelam," kata Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (8/2).
Mentan menegaskan, lahan food estate berhasil digarap meskipun ada beberapa hektare yang panennya tidak optimal karena gangguan seperti hama dan faktor cuaca.
"Dari 30 ribu (hektare) kita berhasil, ayo turun, mana yang tidak berhasil? Tentu ada lah, 10, 20 hektare yang bermasalah karena ada tikus, hama dan air yang naik. Air tinggi kalau nggak dipotong (dipanen) sekarang, dia akan kehilangan hasil totally," jelas Syahrul.
Mentan protes jika lumbung pangan Kalteng disebut gagal karena panennya saja baru dimulai. Dirinya juga meminta anggota DPR Komisi IV untuk bersabar menunggu hasil panennya. "Bagaimana gagal sementara panen baru mau mulai di Pulang Pisau. Beberapa belum (panen). Saya mohon kasih saya waktu untuk membenahi ini," katanya.
Hasilnya Bagus
"Secara umum food estate saya kira baru mulai, baru 215 hektare dan itu hasilnya cukup bagus. Tahun ini kami masuk 1.000 hektare," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan, terdapat laporan food estate di Kalimantan Tengah mengeluhkan hasil panen yang hanya 2-3 ton per hektare.
"Di beberapa media, beberapa waktu lalu, petani mengeluh karena food estate panennya cuma 2-3 ton. Saya sampaikan, katakanlah, kalau Kalimantan Tengah produksinya sukses, misalnya 1 hektare (menghasilkan) 5 ton. Terdapat berapa juta ton gabah atau padi, mau di bawa kemana?" katanya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)