Mentan: Bertani Tidak Akan Buat Orang Jadi Miskin
Saat ini, Kementan memiliki kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan Agriculture War Room (AWR) sebagai pusat data dan pusat gerakan yang ada di setiap desa.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengajak Forum Rektor Indonesia (FRI) menggerakkan seluruh komponen bangsa untuk turut serta dan terlibat langsung dalam gerakan pembangunan pertanian nasional.
"Kita harus bersama-sama membangun pertanian ini sebagai sebuah gerakan bersama," kata Mentan Syahrul ketika menghadiri Fokus Grup Diskusi Aliansi Kebangsaan yang digelar di Auditorium Andi Hakim IPB Dramaga Bogor, Selasa, (25/2).
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Bagaimana upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Kapan Kementan mengadakan rapat koordinasi dengan Dinas Pertanian di seluruh Indonesia? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak kepala dinas pertanian se-Indonesia untuk mengawal jalannya produksi beras pada tahun ini. Dia ingin Indonesia mampu mencapai swasembada sehingga tak lagi bergantung pada kebijakan impor."Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri. Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut," ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Bagaimana cara Irjen Kementan mengajak Petani dan ASN Kementan untuk bangkit membangun pertanian Indonesia? “Kita sedang dalam posisi dan situasi yang tidak sedang baik, iklim dan cuaca yang sedang mempengaruhi proses pertanian. Itulah yang sedang dilakukan oleh Bapak Menteri." "Beliau banyak melakukan terobosan, melakukan kegiatan yang tanpa henti. Kalau bapak Menteri speednya sudah maksimal, tentunya kita anak buahnya yang ada di Kementerian Pertanian, ASN Pertanian, punya tanggung jawab yang lebih,” kata Irjen Setyo.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
Menurutnya, gerakan bersama harus dilakukan karena sektor pertanian merupakan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pertanian juga sangat diperlukan dalam upaya menurunkan kemiskinan dan pengangguran.
"Bertani tidak akan membuat orang jadi miskin. Pertanian tidak bakal gagal jika tidak salah manajemen. Dan saya berharap IPB mem-backup kami (Kementan) lima tahun ke depan," ujar Yasin Limpo.
Saat ini, Kementan memiliki kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan Agriculture War Room (AWR) sebagai pusat data dan pusat gerakan yang ada di setiap desa.
Dia mengatakan, kedua lembaga itu bisa digunakan sebagai alat gerakan bersama. "Kita sudah menggunakan online sistem, digital sistem dan teknologi canggih lainnya. Kalau tidak, kita akan susah mengurai masalah yang ada di bangsa ini," ujarnya.
Kedaulatan Pangan
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria mengatakan, gerakan pertanian sangat dibutuhkan untuk mendukung berbagai upaya pemerintah dalam kedaulatan pangan.
"Isu pangan adalah isu yang uptodate, abadi dan harus kita bangun bersama melalui gerakan pertanian. Apalagi Kementan sekarang memiliki AWR. Dengan pusat data ini kita ingin membangun government government yang lebih baik dengan berbasiskan data yang lebih baik," terang Arif.
Sementara itu, Ketua Aliansi Kebangsaan, Pontjo Sutowo menilai bahwa bangsa yang berdaulat terdiri dari tata nilai, tata kelola dan tata sejahtera.
"Tata sejahtera ini pokoknya ada pada penguasaan teknologi dan pemberdayaan masyarakat. Pertanian menjadi salah satu yang memiliki concern penting untuk dikuasai teknologinya," kata dia.
Pada pertanian modern, lanjut Pontjo, petani tidak mungkin terpisahkan dari teknologi. Sehingga kini petani bukan lagi sebagai buruh tani, tetapi technopreneur.
"Kita mampu mencetak petani pengusaha yang dekat dan menggunakan teknologi. Kita juga perlu mengubah cara berpikir dalam penguasaan teknologi. Bukan hanya segelintir orang lagi yang menguasai teknologi, tetapi masyarakat," terangnya.
Reporter: Achmad Sudarno
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)