Menteri Arifin Minta Operator Blok Corridor Temukan Cadangan Gas Baru
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta operator Blok Corridor untuk mempertahankan produksi. Sebab, blok tersebut menjadi tulang punggung produksi gas nasional. Produksi gas bumi dari blok Corridor merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia yaitu sekitar 1.100 MMSCF Gas Bumi per hari.
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta operator Blok Corridor untuk mempertahankan produksi. Sebab, blok tersebut menjadi tulang punggung produksi gas nasional.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan produksi gas bumi dari blok Corridor merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia yaitu sekitar 1.100 MMSCF Gas Bumi per hari atau setara dengan 12 persen dari total produksi gas bumi nasional saat ini. Sementara, produksi Minyak dan Kondensat sekitar 6.600 barel per hari.
-
Kenapa mahasiswa UGM mengembangkan ESDS? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Bagaimana Miedes disajikan? Biasanya, warga Pundong menyajikan miedes dengan ragam sayuran seperti wortel, bawang daun maupun sawi hijau.
-
Apa itu Miedes? Miedes merupakan makanan khas dari daerah Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kuliner ini banyak diburu wisatawan luar daerah karena cita rasanya yang pedas dan menggugah selera.
-
Siapa yang mengembangkan ESDS? Ketua tim pengembang ESDS, AA. Gde Yogi Pramana menjelaskan, alat tersebut dapat melakukan pengukuran massa dan panjang tubuh pada bayi secara cepat.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Kapan Menara Siger diresmikan? Bangunan ini telah diresmikan pada tahun 2008 oleh Gubernur Lampung saat itu, Sjachroedin Z.P.
"Blok Corridor merupakan salah satu Wilayah Kerja Migas yang bernilai strategis," kata Menteri Arifin, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/11).
Dengan ditandatanganinya kontrak perpanjangan Wilayah Kerja Corridor, Menteri Arifin pun berpesan kepada kontraktor agar tidak hanya mempertahankan namun juga meningkatkan laju produksi migas dari WK Corridor serta mengupayakan penemuan cadangan migas.
"Saat ini pemerintah terus berupaya mempercepat proses pengambilan keputusan untuk pengelolaan lanjut Wilayah Kerja Migas yang akan berakhir Kontrak Kerja Samanya, dengan tujuan agar produksi migas dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan, serta untuk menjaga kelangsungan investasi pada Wilayah Kerja tersebut," tuturnya.
Penetapan kontraktor Blok Corridor melalui serangkaian proses evaluasi dan pertimbangan baik dari SKK Migas maupun Kementerian ESDM. Setelah berakhirnya Kontrak saat ini pada tahun 2023, Wilayah Kerja Corridor akan dikelola kembali oleh Kontraktor Eksisting yaitu ConocoPhillips (Grissik) Ltd., PT Pertamina Hulu Energi Corridor dan Talisman (Corridor) Ltd. yang saat ini menjadi Repsol dengan ConocoPhillips (Grissik) Ltd. sebagai operator.
Pemerintah memandang, Kontraktor eksisting memiliki kemampuan teknis serta finansial yang baik untuk mengelola lanjut Wilayah Kerja Corridor, sehingga diharapkan dapat memberikan konstribusi positif bagi penerimaan negara dan produksi migas nasional.
"Pemerintah c.q. Menteri ESDM telah memberikan keputusan terhadap pengelolaan lanjut Wilayah Kerja Corridor pada tanggal 22 Juli 2019 melalui Kepmen ESDM No.128 K/10/MEM/2019, dan pada hari ini kita telah menyaksikan bersama penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Skema Gross Split Wilayah Kerja tersebut," tandasnya.
ConocoPhillips Perpanjang Kontrak Blok Corridor 20 Tahun, Negara Raup Rp 3,5 T
Kontrak bagi hasil minyak dan gas bumi (migas) Gross Split Wilayah Kerja (WK) atau Blok Corridor yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan ditandatangani. Dari proses tersebut, negara mendapat USD 250 juta atau setara Rp3,5 triliun dari bonus tanda tangan.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Djoko Siswanto, mengatakan kontrak bagi hasil Wilayah Kerja Corridor merupakan kontrak perpanjangan selama 20 tahun. Setelah kontrak ConocoPhillips (Grissik) Ltd sebagai operator saat ini habis pada 2023.
Untuk kontrak baru pemegang partisipasi WK Corridor terdiri dari ConocoPhillips (Grissik) Ltd. sebesar 46 persen, PT Pertamina Hulu Energi Corridor sebesar 30 persen dan Talisman (Corridor) Ltd sebesar 24 persen.
"Telah ditandatangani kontrak Kerjasama gross split Wilayah Kerja Corridor selama 20 tahun sejak Desember 2023," kat Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/11).
Perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) 5 tahun pertama sebesar USD 250 juta dan bonus tanda tangan (Signature Bonus) sebesar USD 250 juta.
Participating Interest (PI) yang dimiliki oleh Kontraktor tersebut termasuk PI 10 persen yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah sesuai Peraturan Menteri ESDM No 37 Tahun 2016.
Para pemegang Kontraktor pun diminta berupaya menjaga dan meningkatkan laju produksi di WK Corridor, melaksanakan komitmen yang tertuang dalam Kontrak termasuk Komitmen Kerja Pasti 5 tahun pertama dan meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk menambah cadangan migas
"Operator WK Corridor selama 3 tahun pertama akan dilakukan oleh ConocoPhillips dan selanjutnya hingga akhir masa kontrak akan dilaksanakan oleh PT Pertamina (Persero)," tandasnya.
(mdk/bim)