Menteri Rini Sebut Jiwasraya Bakal Terbitkan Surat Utang
Saat ini, Jiwasraya juga tengah dalam proses pembentukan anak perusahaan yang nantinya akan mengeluarkan produk-produk baru bekerja sama dengan beberapa BUMN lainnya.
Menteri BUMN, Rini Soemarno meyakinkan bahwa Jiwasraya akan terus berupaya mencari pendanaan baru. Salah satunya adalah penerbitan surat utang atau obligasi. Saat ini Jiwasraya tengah terlilit kasus gagal bayar JS Saving Plan yang sudah jatuh tempo.
"Sebentar lagi yang akan dilakukan Jiwasraya adalah akan mengeluarkan obligasi jangka panjang, tujuannya supaya Jiwasraya bisa investasi lebih banyak sehingga bisa memperkuat balance sheetnya," kata Menteri Rini saat ditemui di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (30/1).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Di mana pemakaman Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto dilaksanakan? Alm Bom Soerjanto dimakamkan dengan cara militer di pemakaman Al-Azhar Memorial, Karawang.
-
Apa pekerjaan sampingan yang dilakukan Sus Rini? Ternyata, Sus Rini yang kini semakin kaya adalah karena penghasilannya sebagai afiliasi di beberapa platform e-commerce.
-
Siapa saingan utama Rizki Juniansyah? Shi Zhiyong dari China, yang tidak berhasil mendapatkan medali, adalah pesaing utama Rizki Juniansyah.
-
Apa saja kegiatan yang dilakukan Relawan Bakti BUMN di Meunasah Asan? Relawan yang lolos seleksi dari BUMN itu nantinya akan mengadakan berbagai kegiatan dari 15 – 17 Agustus 2023 dalam tiga bidang yaitu pendidikan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan lingkungan hidup.
-
Siapa saja yang terlibat dalam program Bakti BUMN di Meunasah Asan? Program Bakti BUMN Meunasah Asan, Aceh Timur ini diikuti oleh total sepuluh relawan yang berasal dari BUMN di seluruh Indonesia dan sebelumnya telah diseleksi oleh Kementerian BUMN.
Saat ini, Jiwasraya juga tengah dalam proses pembentukan anak perusahaan yang nantinya akan mengeluarkan produk-produk baru bekerja sama dengan beberapa BUMN lainnya.
"Karena mengingat kalau kita lihat BUMN ini bisnisnya banyak ada kereta api, Garuda Indonesia yang customer basednya sangat tertarik dengan berbagai macam produk asuransi. Nanti kita akan bikin anak perusahaan untuk itu dan di anak perusahaan itu kita kemungkinan mengundang investor asing," ujarnya.
Namun demikian, Menteri Rini belum mengetahui persis berapa jumlah BUMN yang akan bergabung dalam program tersebut. "Saya belum tahu. Mereka akan melaporkan mungkin minggu depan ini jumlahnya persisnya," ujarnya.
Asuransi Jiwasraya juga tengah fokus menangani klaim yang belum cair. Salah satu opsi atau pilihan yang ditawarkan kepada pemegang polis adalah untuk melakukan roll over atau perpanjangan dengan penambahan bunga. Mayoritas pemegang polis diarahkan untuk melakukan roll over. Namun masih perlu dilakukan komunikasi lebih lanjut.
"Itu kan gini Jiwasraya ini sekarang ini adalah programnya adalah bagaimana mengencourage ini mereka perpanjang. Dalam arti, bunga dibayar. Kita mendorong ini investment bagus tolong diperpanjang. Jadi sekarang proses komunikasi saja karena sebagian dari pemilik investasi ini itu kerja sama dengan perbankan karena customer-consumer dari bank. Ini yang kita kerjakan," tutupnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN juga tengah mengoptimalkan kinerja Jiwasraya melalui program sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara Jiwasraya dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Selain bakal mengelola dana pensiun, upaya sinergi BUMN ini juga akan menyasar pengembangan produk-produk asuransi tradisional Jiwasraya mulai dari asuransi kesehatan, asuransi perjalanan (travel assurance) dan asuransi jiwa, hingga unitlink.
Manajemen Jiwasraya juga tengah melakukan sejumlah langkah strategis dalam rangka meningkatkan pendapatan dan memenuhi kewajiban pemegang polis Jiwasraya.
Di antaranya dengan menerbitkan produk-produk asuransi yang bersifat mikro dan kekinian dengan memanfaatkan digital platform, efisiensi beban operasional, meningkatkan pemanfaatan aset tidak produktif, hingga pada membenahi portofolio investasi sehingga tidak lagi mengalami ketidakcocokan yang mengakibatkan penundaan pembayaran polis.
(mdk/idr)