Menteri Teten: 80 Persen UMKM Terhubung Ekosistem Digital Berdaya Tahan Lebih Baik
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyatakan, sebanyak 80 persen UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan lebih baik di tengah pandemi Covid-19. Sebagaimana hasil survei terbaru yang dirilis oleh World Bank.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyatakan, sebanyak 80 persen UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan lebih baik di tengah pandemi Covid-19. Sebagaimana hasil survei terbaru yang dirilis oleh World Bank.
"Kalau kita lihat riset World Bank terbaru, menyebutkan 80 persen UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan yang lebih baik di masa pandemi," ujarnya dalam mikro forum virtual Forwada 2021, Kamis (23/9)
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Siapa yang mendorong UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? Lewat program onboarding, para pelaku usaha mikro didorong untuk masuk ke dalam ekosistem digital melalui e-commerce, baik yang dikelola pemerintah, BUMN, maupun swasta.
-
Apa yang dilakukan BRI untuk mendukung digitalisasi UMKM? Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu bank milik pemerintah terbesar, terus berupaya mendorong inovasi dan digitalisasi UMKM agar sektor ini dapat berkembang. Salah satu dukungan BRI terhadap digitalisasi UMKM adalah melalui pengembangan web pasar bernama Pasar.id.
-
Bagaimana cara Kemendag mendorong pelaku UMKM untuk masuk platform digital? Dalam kesempatan ini, Mendag Zulkifli Hasan kembali mengajak pelaku UMKM untuk masuk dalam platform digital agar dapat bersaing. "Kami mengajak agar toko-toko fisik berjualan secara daring karena perdagangan digital tidak mungkin dihindari. Untuk itu, perlu diatur. Kemendag terus melatih para pedagang pasar dan UMKM serta mempertemukan dengan platform digital.
-
Siapa yang mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? “Kita masih punya celah yang perlu dipersempit. Makanya, kami harapkan bimbingan teknis (bimtek) ini bisa semakin mendorong pelaku UMKM beralih ke arah digital. Hal ini karena digitalisasi akan membantu pelaku UMKM untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus, akan mempermudah sistem pembayarannya karena penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar),” ungkap Puteri dalam Pembukaan Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, Senin (4/12).
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
Menteri Teten menerangkan, ketahanan UMKM sendiri terbentuk lantaran digitalisasi merupakan media yang tepat untuk menunjang percepatan dan perluasan akses pembiayaan.
Dengan demikian, UMKM yang telah terhubung dalam ekosistem digital lebih mudah memperoleh akses pembiayaan untuk menjaga kelangsungan pandemi di tengah pandemi Covid-19.
"Jadi, digitalisasi merupakan media yang baik untuk percepatan perluasan akses pembiayaan UMKM," tekannya.
Oleh karena itu, Menteri Teten mendorong seluruh pelaku UMKM di Tanah Air untuk segera bertransformasi ke dalam ekosistem digital. Mengingat, adanya manfaat nyata bagi kelangsungan bisnis di tengah situasi ekonomi sulit akibat pandemi Covid-19.
"Transformasi digital menjadi kunci pemulihan dan kebangkitan sektor UMKM selama pandemi dan pasca pandemi," bebernya.
Program PEN Bantu Bangkitkan Geliat UMKM Selama Masa Pandemi
Pandemi yang terjadi sejak 2020 mengajarkan kepada dunia usaha khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) beradaptasi dan bertransformasi secara cepat. Pemerintah merespons pandemi ini dengan memberikan bantuan modal kerja, subsidi kredit UMKM, hingga relaksasi bunga kredit perbankan demi mempertahankan sektor UMKM. Tidak hanya dari sisi suplainya, pemerintah juga mendorong sisi permintaan agar pengusaha UMKM terus menggeliatkan usahanya meski masih dalam pandemi.
Stafsus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Fiki Satari mengatakan, survei yang dirilis Lembaga Demografi FMB UI menunjukkan 99 persen UMKM sudah mendaftar dan menerima bantuan pemerintah. Sebagian besar penerima bantuan menggunakan dana hibah pmerintah untuk membeli bahan baku dan barang modal.
"Lalu mayoritasnya membelanjakan bantuan tersebut untuk membeli bahan baku dan barang modal," kata Fiki pada Dialog Produktif KPCPEN bertema Kreativitas UMKM Bertahan di Masa Pandemi, Jakarta, Kamis (17/6).
Fiki mengatakan, Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro yang sudah tersalurkan hingga saat ini yakni 9,8 juta usaha mikro atau setara dengan Rp11,76 triliun. Jumlah tersebut mencapai 77 persen dari pagu anggaran yang totalnya sejumlah Rp16,36 triliun.
Banpres Produktif tahap kedua akan kembali dibuka pada Juni ini dengan menyasar 3 juta usaha mikro. Selain itu, Kementerian Kopersi dan UKM saat ini tengah mengkaji pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) untuk UMKM unggulan. Tujuannya agar mereka bisa mendapatkan kredit hingga Rp 20 miliar sehingga UMKM Indonesia bersaing di kancah global.
"Kita berharap ini bisa segera ditetapkan pemerintah," kata dia.
Menanggapi itu, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah, Bank BRI, Amam Sukriyanto mengatakan, pihaknya siap memberi dukungan terhadap perluasan kredit KUR hingga Rp20 miliar. Terlebih total portofolio kredit BRI 80 persen lebih diisi UMKM.
"Kita dengan senang hati menunggu aturan pemerintah yang baru apabila nanti bisa sampai mengucurkan KUR hingga Rp20 miliar," kata dia.
(mdk/bim)