Neraca perdagangan September 2018 surplus USD 227 juta
Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 mengalami surplus sebesar USD 227 juta dibandingkan neraca perdagangan bulan sebelumnya. Angka ini disumbang oleh ekspor sebesar USD 14,83 miliar dan impor sebesar USD 14,60 miliar.
Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 mengalami surplus sebesar USD 227 juta dibandingkan neraca perdagangan bulan sebelumnya. Angka ini disumbang oleh ekspor sebesar USD 14,83 miliar dan impor sebesar USD 14,60 miliar.
"Neraca perdagangan September Surplus USD 0,23 miliar atau USD 227 juta. Migas defisit dan nonmigas surplus. Jadi kalau migas September defisit USD 1,070 juta sedangkan nonmigas surplus USD 1.297,4 juta," ujarnya di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (15,10).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Bagaimana BRI membantu Gravfarm dalam memperluas pasar ekspor? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat “go ekspor”. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
Sementara kondisi Januari hingga September 2018 total defisit 2018 sebesar US 3,78 miliar. Untuk migas, defisit USD 9,375 juta baik minyak mentah maupun hasil minyak defisit sementara gas surplus. Sedangkan, nonmigas surplus USD 5.593,6 juta untuk periode Januari hingga September 2018.
"Yang pernah mengalami defisit pada Januari hingga September itu tahun 2014 sebesar USD 1,67 miliar USD dan 2013 sebesae USD 1,30 miliar," jelas Yunita.
Negara yang mengalami surplus neraca perdagangan tertinggi pada September adalah India dan AS. Total surplus Januari hingga September dari India USD 6.437 juta, untuk September sendiri sebesar USD 895 juta. Sedangkan ke AS Januari hingga September 2018 itu surplus USD 6.341 juta.
"Memang kalau dibanding 2017 yang ke AS surplus nya mengalami penurunan. Kalau 2017 surplusnya tinggi yaitu USD 7.166 juta. Selanjutnya, yang lain yang surplus itu ke Belanda sebesar USD 2.030 juta. Naik dari 2017 yang sebesar USD 2.313 juta," jelasnya.
Yunita melanjutkan, defisit perdagangan terbesar terjadi dengan Tiongkok, yang dalam periode Januari hingga September 2018 defisit sebesar 13.964 juta USD. Untuk, Thailand Indonesia juga defisit USD 3,816 juta, Australia defisit USD 2.119 juta. "Kalau ke Australia defisitnya mengecil, tapi Thailand dan Tiongkok membesar," tandasnya.
Baca juga:
Di depan peternak ayam, Sandiaga janjikan revisi kebijakan impor
Ekspor Indonesia turun 6,58 persen di September 2018
Resmi kerja sama, LPEI beri dukungan pembiayaan ekspor ke PT Timah dan Wijaya Karya
Di IMF-World Bank, Sri Mulyani dan Luhut buka peluang penguatan ekspor ke Afrika
5 Produk Indonesia ini ikut serta ramaikan program 11.11 Alibaba