Nilai tukar Rupiah melemah ke level Rp 13.532 per USD
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (21/11). Tercatat, Rupiah berada di level Rp 13.532 per USD, melemah tipis dari penutupan di perdagangan sebelumnya sebesar Rp 13.529 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (21/11). Tercatat, Rupiah berada di level Rp 13.532 per USD, melemah tipis dari penutupan di perdagangan sebelumnya sebesar Rp 13.529 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah terus menunjukkan pelemahannya usai pembukaan di level Rp 13.548 per USD, dan saat ini Rupiah berada di level Rp 13.536 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mencatat, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) melemah sebesar 1,63 persen menjadi Rp 13.528 per USD pada Oktober 2017.
Pelemahan tersebut salah satunya disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu pemilihan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat. "USD menguat secara global sebagai dampak dari respons pasar keuangan terhadap dinamika proses pencalonan pimpinan Bank Sentral," ungkap Agus di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/11).
Agus melanjutkan, meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga, serta rencana reformasi pajak di Amerika Serikat juga mendorong penguatan dolar Amerika Serikat. Akibatnya, penguatan USD tersebut juga terjadi pada beberapa mata uang dunia lainnya.
Baca juga:
Di era Jokowi, harga semen di Papua turun dari Rp 2 juta menjadi Rp 500.000 per sak
Bentuk kecerdasan anak sejak dini, tingkat konsumsi ikan diklaim makin meningkat
Presiden Jokowi lakukan pertemuan tertutup dengan Bank Dunia, ada apa?
Pujian Jokowi untuk Menteri Susi dan jumlah nelayan RI yang terus merosot
Sejak 2015, tangkapan ikan tuna RI terus menurun
Misbakhun: Badan Penerimaan Pajak merupakan kebutuhan yang mendesak
Kapolri: Kawasan Asia Tenggara paling aman untuk investasi