Nilai tukar rupiah sulit di bawah Rp 10.000 per USD
Ketergantungan Indonesia terhadap impor masih besar.

Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sulit berada di bawah Rp 10.000. Mengingat, ketergantungan Indonesia terhadap impor masih besar.
"Kalau di bawah Rp 10.000, itu bonus dan hanya sementara waktu," katanya saat acara "Coffee Morning di kantor pusat PLN, Jakarta, Senin (28/10).
Dia menambahkan, rupiah menguat disebabkan oleh dana asing yang mengalir deras ke dalam negeri. Kondisi itu sulit terjadi di tengah ketidakstabilan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa.
"Belum lagi, pada 2015 di AS tidak boleh lagi cetak uang. Uni Eropa, Yunani mengalami default karena tidak bisa membayar utang. Sebentar lagi semua sama. Artinya AS dan UE bisa 1-2 dekade krisis," jelas dia.
Sebenarnya, menurut Aviliani, setiap empat bulan sekali Indonesia mengalami krisis kecil. Untungnya, hal ini tidak disadari oleh masyarakat. "Apa yang kita lakukan? orang berperilaku normal. Termasuk pemerintah tidak perlu panik. Itu sudah terjadi khususnya untuk negara maju," katanya.
(mdk/yud)