OJK Dorong Bank Dalam Negeri Lebarkan Sayap ke Thailand
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengapresiasi kehadiran pebisnis dan perbankan Thailand di Indonesia. OJK juga mendorong perbankan Indonesia untuk mengaktifkan peran dan kehadiran di Thailand melalui akuisisi ataupun langkah strategis lainnya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengapresiasi kehadiran pebisnis dan perbankan Thailand di Indonesia. Dia mengatakan, Indonesia sangat terbuka terhadap kehadiran perbankan ASEAN untuk berbisnis di dalam negeri.
OJK juga mendorong perbankan Indonesia untuk mengaktifkan peran dan kehadiran di Thailand melalui akuisisi ataupun langkah strategis lainnya.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).
-
Mengapa OJK menyatakan sektor jasa keuangan Indonesia stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Kenapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
"Tentunya komitmen ini diselaraskan dengan semangat konsolidasi perbankan dan juga memperhatikan skema ASEAN Banking Integration Framework," kata Wimboh seperti dikutip Antara di Jakarta, Senin (22/7).
Sebelumnya, OJK mengadakan pertemuan bilateral dengan Bank of Thailand (BoT) di Bangkok, Jumat (19/7), dalam rangka penguatan kerja sama peran sektor jasa keuangan di kedua negara.
Delegasi OJK dipimpin oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, didampingi oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Heru Kristiyana dan Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Riswinandi. Sementara delegasi BoT dipimpin oleh Gubernur BoT Veerathai Santiprabhob dan Deputi Gubernur Ronadol Numnonda.
Dalam pertemuan tersebut BoT menyampaikan komitmen untuk meningkatkan peran dan kontribusi perbankan Thailand yang telah memiliki operasional di Indonesia dalam mendukung pembiayaan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pembahasan dalam pertemuan juga mencakup perkembangan teknologi informasi di sektor jasa keuangan, terutama terkait dengan mekanisme dan ekosistem yang termasuk pola pengaturan dan pengawasan di kedua negara.
OJK menyampaikan pengalamannya dalam mengatur dan mengawasi perusahaan fintech peer-to-peer lending yang mengedepankan pendekatan market conduct di Indonesia, sedangkan Thailand cenderung menerapkan prinsip prudential supervision.
BoT mengapresiasi sesi sharing experience tersebut dan bermaksud untuk terus bekerja sama dengan OJK dalam kaitannya dengan pengaturan dan pengawasan fintech. Hal ini seiring dengan keberadaan perusahaan Indonesia yang sudah membuka peer-to-peer lending platform di Thailand.
Topik terakhir yang dibahas mencakup isu sustainable finance. Dalam kesempatan tersebut OJK menyampaikan perkembangan dan tantangan serta peluang dalam pengembangan sustainable finance di Indonesia.
Berbagai regulasi yang telah diterbitkan juga disampaikan, termasuk perkembangan blended finance dan proyek-proyek berbasis lingkungan. BoT menyampaikan bahwa saat ini sedang disusun Sustainable Banking Guidelines yang mencakup aspek-aspek berbasis ESG (Environment, Social, and Governance).
Pertemuan bilateral ditutup dengan pernyataan perlunya meningkatkan kerja sama antara OJK dan BoT serta negara ASEAN lainnya, mengingat ASEAN adalah mesin pertumbuhan ekonomi yang stabil bagi dunia.
Baca juga:
OJK Serahkan Masalah Mata Uang Facebook Pada Putusan Bank Indonesia
Cegah Rugikan Masyarakat, Bisnis 46 Fintech Diuji OJK
Kebijakan DP Nol Persen OJK Belum Ampuh Genjot Penjualan Mobil
Syarat Penting Menyehatkan Kembali Asuransi AJB Bumiputera
Garuda Indonesia Diminta Segara Penuhi Permintaan OJK dan BEI soal Laporan Keuangan
Bos OJK Sebut Pinjaman Online Sama dengan Rentenir
Dalam Setahun, Dana Penyaluran Pinjaman Online Naik 700 Persen