OJK Target 52,6 Juta Masyarakat Buka Rekening Bank Hingga Akhir 2019
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan inklusi keuangan di 2019 sebesar 75 persen. Hal tersebut sesuai dengan fokus pemerintah yang diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 Tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Saat ini tingkat inklusi keuangan yang baru sebesar 49 persen.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan inklusi keuangan di 2019 sebesar 75 persen. Hal tersebut sesuai dengan fokus pemerintah yang diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 Tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK, Mohammad Miftah, mengatakan tingkat inklusi keuangan diukur melalui tingkat kepemilikan rekening tabungan oleh masyarakat. Berdasarkan data World Bank, kepemilikan rekening masyarakat Indonesia di 2017 masih sekitar 49 persen.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
"Tahun 2011 presentasi kepemilikan rekening hanya 19 persen. Dari indeks inilah belum disebut inklusi. Dari 19 persen di 2011 dengan usaha berbagai pihak, OJK, pemerintah sudah mencapai 49 persen 2017 dan target 2019 sebesar 75 persen," ujarnya di Banyuwangi, Sabtu (27/7).
Miftah melanjutkan, meskipun perkembangan indeks inklusi keuangan meningkat pesat, namun beberapa daerah di Indonesia khususnya wilayah Timur masih tergolong unbanked. Unbanked maksudnya belum terlibat transaksi secara langsung dengan kegiatan bank.
"Kita asumsikan ketika suatu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi sementara kepemilikan rekening kredit maupun tabungan kalau tidak dibarengi kepemilikan rekening itu kategorinya unbanked," lanjutnya.
Dengan presentasi tingkat inklusi keuangan yang baru sebesar 49 persen atau 95,4 juta penduduk dewasa Indonesia yang memiliki rekening, dibutuhkan 52,6 juta rekening baru agar dapat mencapai target 75 persen.
Oleh karena itu, untuk terus mendorong peningkatan inklusi keuangan perlu ada upaya meningkatkan jangkauan dari bank di seluruh Indonesia seperti melalui program Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif (Laku Pandai).
Laku Pandai merupakan program keuangan inklusif yang memungkinkan masyarakat membuka rekening tabungan, menabung, dan menarik dana melalui perantara agen yang bekerja sama dengan bank.
"Laku pandai ini kan memberi layanan yang lebih simpel. Kalau di bank orang malas antre, malas nunggu. Semakin memberi kemudahan kemudahan, laku pandai ini bisa menggantikan layanan rumit bank menjadi mudah," jelas direktur OJK tersebut.
Baca juga:
OJK Pastikan Perusahaan Pinjaman Online INCASH Ilegal
Suku Bunga Turun, OJK Revisi Target Pertumbuhan Kredit Jadi 13 Persen
OJK Nilai Penurunan GWM Perbankan Dongkrak Pertumbuhan Kredit
Semester I-2019, OJK Catat PMI Manufaktur dan Ekspor RI Masih Melambat
Visa, OJK dan BI Ajak Wanita Pelaku UMKM Tingkatkan Literasi Keuangan
OJK Dorong Bank Dalam Negeri Lebarkan Sayap ke Thailand
OJK Serahkan Masalah Mata Uang Facebook Pada Putusan Bank Indonesia