Pefindo Prediksi Penerbitan Obligasi Meningkat di Semester II-2019
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan potensi penerbitan obligasi korporasi dan mid term notes (mtn) akan semakin marak di semester II-2019. Pefindo mencatat pasar surat utang obligasi masih terus tumbuh dengan total outstanding mencapai lebih dari Rp400 triliun hingga akhir Juni 2019.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan potensi penerbitan obligasi korporasi dan mid term notes (mtn) akan semakin marak di semester II-2019. Pefindo mencatat pasar surat utang obligasi masih terus tumbuh dengan total outstanding mencapai lebih dari Rp400 triliun hingga akhir Juni 2019.
Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan, sampai dengan 30 Juni 2019 penerbitan obligasi korporasi tercatat baru mencapai sebesar Rp52,5 triliun.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran harus menyelesaikan utang yang diwariskan? Sehingga, untuk bisa melunasi utang-utang tersebut, hal pertama yang harus dilakukan Pemerintahan Prabowo-Gibran harus mengevaluasi pengolahan kebijakan fiskal.
-
Kenapa orang yang meninggal harus membayar utangnya? Dalam hadist, disebutkan jika amal kebaikan seseorang akan digunakan untuk membayar hutang jika ururan tersebut tak diselesaikan hingga meninggal.
-
Mengapa menjadi debt collector di Indonesia bisa berisiko? Insiden ini menyoroti kompleksitas dan kadang-kadang bahaya yang terlibat dalam pekerjaan penagih utang di Indonesia.
-
Kenapa Asniati harus mengembalikan uang gaji? Berdasarkan keterangan BKD, karena telah pensiun pada 2022, maka Asniati harus mengembalikan gaji yang diterimanya selama 2 tahun.
-
Mengapa Sertu Wawan mengusir para debt collector? Sertu Wawan pun tak terima. Sebab, sebagai Babinsa TNI sudah menjadi tugasnya menjaga masyarakat.
-
Siapa yang dikabarkan mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
Dia melanjutkan, tahun ini Pefindo menargetkan penerbitan obligasi korporasi sebesar Rp135 triliun. Pefindo memasang target tersebut karena tahun lalu terjadi peningkatan suku bunga dan memperkirakan penerbitan obligasi pada semester II-2018 turun.
"Untuk tahun ini first semester rendah, karena suku bunga tinggi, apalagi kondisi politik yang masih berlanjut sehingga membuat recover belum optimal. Kita harapkan second semester ini akan membaik, jauh lebih baik,“ tuturnya di Jakarta, Selasa (16/7).
Untuk tenor, Pefindo mencatat hingga akhir Juni 2019 tenor jangka pendek dengan waktu tiga tahun dan menengah dengan waktu lima tahun masih menjadi favorit penerbitan.
Tenor tiga tahun mencakup 40 persen dari nilai penerbitan baru obligasi korporasi dan tenor lima tahun mencakup 26,8 persen nilai penerbitan baru obligasi korporasi. Sementara itu, investor pasar obligasi sebagian besar datang dari reksa dana dengan porsi terhadap outstanding obligasi korporasi sebesar 27,05 persen, disusul perbankan dengan porsi terhadap outstanding obligasi korporasi sebesar 20,52 persen
Sedangkan asuransi dan dana pensiun menjadi dua di antara investor institusi dengan proporsi kepemilikan obligasi korporasi yang cenderung menurun. Kemudian untuk investor asing, kepemilikannya tetap rendah jika dibandingkan dengan obligasi negara dan saham, hanya 6,3 persen.
"Untuk mandat di semester II-2019 yang masuk ke Pefindo tapi belum terealisasi mencapai Rp37,12 triliun," paparnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ridwan Kamil Bakal Terbitkan Obligasi Dorong Pembangunan Jawa Barat
Kemenkeu Target Penawaran SBR-007 Capai Rp2 Triliun
Ini Alasan Tingkat Imbal Hasil SBR007 Lebih Rendah
SBR007 Resmi Terbit, Imbal Hasil Investasi Ditawarkan 7,5 Persen
Indosat Terbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp3,38 Triliun
SMF Terbitkan Obligas PUB V Tahap I Senilai Rp2 Triliun