Pelaku Usaha Wisata Selam Diminta Siapkan Strategi Tingkatkan Promosi Pasca Corona
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak para pelaku wisata selam mempersiapkan strategi promosi. Hal tersebut bertujuan untuk menghadapi proyeksi lonjakan kinerja sektor pariwisata pasca pandemi Covid-19 berakhir.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak para pelaku wisata selam mempersiapkan strategi promosi. Hal tersebut bertujuan untuk menghadapi proyeksi lonjakan kinerja sektor pariwisata pasca pandemi Covid-19 berakhir.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa menjelaskan Indonesia memiliki destinasi selam mulai dari Labuan Bajo hingga Raja Ampat. Untuk itu pihaknya akan memfasilitasi 80 peserta dalam kegiatan #Sharingbarengpakar Webinar wisata selam.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang diresmikan oleh Kemenparekraf di Desa Wisata Jerowaru? Ekowisata Bale Mangrove adalah bukti nyata kolaboraksi yang kuat dari keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 di Desa Wisata Jerowaru,” kata dia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
Rizki berharap dalam seminar tersebut nantinya memberikan manfaat bagi pelaku pariwisata dalam menghadapi masa krisis. Sekaligus kata dia mempersiapkan para pelaku usaha untuk menghadapi lonjakan pariwisata pasca wabah korona.
"Kami berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan dan mempersiapkan kemampuan pelaku industri minat khusus. Sehingga mereka sudah memiliki target dan rencana promosi pasca pandemi ini dinyatakan usai," ungkap Rizki dalam pesan singkat, Selasa (28/4).
Dia juga menjelaskan usai pandemi ini berakhir sektor pariwisata diprediksi akan mengalami perubahan tren berwisata. Di mana, arahnya bisa mengusung prinsip pariwisata berkelanjutan termasuk fokus pada isu kesehatan dan keamanan
"Menyikapi hal tersebut, seminar juga membahas tentang bagaimana menyiapkan destinasi wisata pasca-COVID-19, seperti prosedur peralatan sebelum digunakan ataupun bagaimana memastikan peserta fit to dive sebelum melakukan aktivitas," katanya.
Lonjakan Wisata Pasca Corona
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mengimbau seluruh kepala dinas pariwisata untuk optimistis dan bersiap menghadapi proyeksi lonjakan kinerja sektor pariwisata pasca pandemi Covid-19 berakhir. Sebab, dia memperkirakan akan terjadi booming di bidang pariwisata usai pandemi virus ini berakhir.
"Karena itu kita harus tetap optimistis. Kita harus menyiapkan destinasi untuk mendapatkan potensi pariwisata yang ada," kata Wishnutama dikutip dari laman resminya, Minggu (19/4).
Dia mendorong dinas pariwisata di daerah agar dapat membenahi destinasi yang ada di wilayahnya, serta semakin agresif dalam menerapkan prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan (resilience, sustainable, dan responsible).
Serta sesuai dengan kondisi 'new normal' pasca-Covid-19 sesuai prinsip hygiene dan sanitasi yang prima, menawarkan pengalaman lokal yang unik, hingga manajemen pengunjung yang baik sehingga tidak terjadi penumpukan (over crowded).
(mdk/azz)