Pembentukan PIMD Pertamina Dinilai Perkecil Defisit Neraca Perdagangan
Singapura merupakan pusat pelayaran internasional, maka pembentukan trading arm oleh Pertamina yang menyasar pada bisnis pasar bunker di negara tersebut, merupakan strategi yang tepat untuk memulai ekspansi di pasar global.
Peneliti Indef, Abra Talattov menilai bahwa pembentukan Pertamina International Marketing & Distribution, Pte Ltd (PIMD) dapat membantu memperkecil defisit neraca perdagangan Indonesia. Sebab, yang disasar perusahaan adalah pangsa pasar internasional, yaitu sebagai trading arm untuk mengekspor produk Pertamina.
"Jadi, sebenarnya PIMD sangat positif. Karena yang diincar oleh PIMD ini adalah pasar yang besar. Jika Pertamina dapat dipercaya oleh pasar global, maka PIMD ini dapat mendorong ekspor dan memperkecil defisit neraca perdagangan," kata Abra dikutip dari Antara, Jumat (11/10).
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Apa saja penghargaan yang diterima Pertamina? Dua kategori penghargaan yang berhasil diraih Pertamina adalah Kategori Mitra dengan Inovasi Terbanyak dan Kategori Mitra dengan Komitmen Pendanaan Terbanyak.
-
Bagaimana Dirut Pertamina bisa meraih prestasi ini? Forbes menjelaskan bahwa daftar wanita berpengaruh ditentukan dengan empat metrik utama, yaitu pendapatan, media, dampak, dan lingkup pengaruh.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
-
Kapan Persebaya bertanding melawan Persita? Bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada Jumat (23/2/2024), Tim Bajul Ijo, julukan persebaya, berhasil menahan imbang Persita dengan skor 1-1.
-
Kenapa Pertamina mendapat penghargaan tersebut? Penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap aktivitas Riset dan Teknologi di Pertamina Group di mana Pertamina selalu aktif dalam platform yang disediakan Pemerintah, baik itu dari Kemendikbudristek (Kedaireka), Kemenkeu (LPDP), dan Kementerian BUMN (KeRis BUMN).
Abra menjelaskan bahwa PIMD memiliki bisnis utama yang menyasar pasar bunker Asia Tenggara, terutama yang berada di Singapura.
Sebab, Singapura merupakan pusat pelayaran internasional, maka pembentukan trading arm oleh Pertamina yang menyasar pada bisnis pasar bunker di negara tersebut, merupakan strategi yang tepat untuk memulai ekspansi di pasar global.
"Perusahaan perkapalan di Singapura sebelumnya lebih memilih berbisnis bunker dari perusahaan asal Singapura. Namun di situlah justru peluang pasar yang bisa dimasuki PIMD. Sebab, ada potensi pasar internasional yang terbuka," katanya.
Keberadaan PIMD, sebenarnya memang tidak hanya menyasar pasar bunker di Asia Tenggara, namun juga akan membangun bisnis retail guna memperkenalkan Pertamina ke pasar internasional.
PIMD disebut diharapkan dapat membantu peningkatan penjualan bagi produk hilir Pertamina. Target PIMD di tahap awal adalah sekitar 60.000MT per bulan, sedangkan targetnya akan meningkat terus hingga 200.000MT.
Terkait strategi bisnis itulah Abra juga menyebut bahwa pembentukan PIMD sebenarnya merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh badan usaha suatu negara.
"Ketika negara lain diperbolehkan untuk menanamkan modal di Indonesia, maka hal yang wajar jika kemudian Pertamina sebagai BUMN juga diharap dapat melakukan ekspansi ke negara lain dan mendatangkan penerimaan negara," katanya.
Terkait tudingan bahwa PIMD akan sama dengan Petral, Abra menegaskan bahwa itu adalah kekhawatiran yang tidak beralasan, karena keduanya sangat berbeda.
"Petral melakukan impor BBM untuk dibeli oleh Pertamina di pasar domestik, sedangkan PIMD justru melakukan penjualan di pasar internasional melalui badan usaha di Singapura," ujarnya.
Bukan Pengganti Petral
PT Pertamina menegaskan bahwa pendirian Pertamina International Marketing & Distribution, Pte Ltd (PIMD) bukan untuk mengganti Petral.
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, Petral merupakan trading arm Pertamina dalam impor minyak mentah untuk kebutuhan domestik, sedangkan PIMD merupakan trading arm untuk menjual produk Pertamina maupun produk pihak ketiga di pasar international.
"Jadi jelas PIMD jangan disamakan dengan Petral, karena PIMD fokus untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui penjualan di luar negeri. Jadi bukan untuk memenuhi kebutuhan domestik," kata Fajriyah di Jakarta, Rabu (9/10).
Menurutnya, pemenuhan kebutuhan minyak mentah maupun produk BBM domestik tetap dilakukan sesuai amanat pemerintah yaitu oleh fungsi di internal Pertamina melalui Integrated Supply Chain atau ISC.
"Saat ini, PIMD juga berperan untuk menangkap peluang bisnis pasar Bunker Asia Tenggara terutama di Singapura, dan hal ini adalah bisnis yang sifatnya operasional. Ke depan, perusahaan ini juga menggarap peluang penjualan produk lainnya langsung ke end customer di pasar internasional dengan membangun bisnis ritel dalam rangka memperkenalkan brand Pertamina secara global," ujarnya.
Terkait dengan bisnis bunkering, Fajriyah menjelaskan bahwa shipping company di Singapura lebih memilih membeli bunker dari perusahaan Singapura, karena terkait dengan tax refund. Sehingga untuk menjangkau pasar bunker di sana, Pertamina harus membentuk perusahaan di Singapura.
Target yang dipatok untuk penjualan bunker PIMD di tahap awal sekitar 60.000 MT perbulan. Dan targetnya akan meningkat terus hingga 200.000 MT atau sekitar 5 persen dari market share bunker di Singapura yang memang sangat besar. Selain itu, PIMD juga diproyeksikan untuk dapat memasuki pasar penjualan bahan bakar ritel dan LPG di wilayah regional yakni Filipina, Thailand dan Myanmar.
"Kalau perusahaan migas lain bisa menggarap pasar kita, kenapa Pertamina tidak?" ungkapnya.
Perluasan jangkauan bisnis Pertamina melalui PIMD di kawasan Asia tersebut akan semakin menguatkan posisi Pertamina di kancah kompetisi regional. Hal ini juga yang akan menjadi pendorong Pertamina untuk mencapai target berada di peringkat 100 teratas daftar Fortune Global 500, yang pada tahun ini Pertamina berada di posisi 175.
(mdk/idr)