Pemerintah Jokowi punya program patriot PETA
ESDM akan melatih dan mendidik insinyur muda yang memiliki daya dalam membangun energi baru dan terbarukan (EBT).
Anggota Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Wicaksono mengatakan banyaknya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terbengkalai karena minimnya pemanfaatan alokasi dana khusus oleh pemerintah daerah.
Menurutnya, meski program tersebut dibangun oleh pemerintah pusat, namun pemerintah daerah memiliki tanggung jawab alam mengelola dana khusus, seperti untuk pemeliharaan.
"Dan daerah tidak siapkan dana untuk pemeliharaan, atau transfer asetnya terhambat. Sehingga tidak dirawat ya baterainya rusak atau diganti. Dan masyarakat juga tidak dididik untuk merawat," kata Agung dalam diskusi Energi Kita yang digagas merdeka.com, RRI, Sewatama, IJTI, IKN dan IJO di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (31/1).
Dengan begitu, UP3KN memberikan solusi agar pembangunan PLTS bisa terus berjalan, yakni melalui program penggerak energi tanah air (PETA) Patriot Energi. Dengan program ini, pihaknya akan melatih dan mendidik insinyur muda yang memiliki daya dalam membangun energi baru dan terbarukan (EBT).
"Nah ini masyarakat nanti akan dididik untuk bisa melakukan pemeliharaan ini. Kita lihat juga bagaimana swasta bisa ikut. Nantinya mereka akan dikirim ke daerah selama satu tahun," imbuhnya.
Meski begitu, Agung sendiri belum bisa menyebutkan berapa jumlah PLTS yang terbengkalai pembangunannya. Namun, dia meyakini dengan adanya program ini maka pembangunan pembangkit listrik tersebut bisa berjalan untuk beberapa tahun ke depan.
Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana membangun berbagai infrastruktur di daerah-daerah terpencil di Indonesia, salah satunya pembangkit listrik energi terbarukan. Hal ini merupakan bentuk dari pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 sebesar Rp 2 triliun.
"Untuk tahun 2016, saya punya amanah mengelola hampir Rp 2 triliun-Rp 150 miliar yang kebanyakan 90 persen infrastruktur di daerah terpencil isolasi di wilayah perbatasan atau pulau-pulau kecil. Tugas kami melayani orang yang belum dapat listrik. Yang akan mulai dilelang ada 218 paket strategis hampir Rp 1,9 triliun," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana di kantornya di Jakarta, Jumat (27/11).
Pembangunan infrastruktur tersebut, diantaranya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 109 unit, dengan total kapasitas pembangkitnya 18,4 Megawatt (MW) yang tersebar mulai dari ujung barat ke ujung timur Indonesia. PLTS yang dibangun termasuk PLTS Hybrid, PLTS Terapung, dan PLTS rooftop bandara.
"Tidak hanya membangun PLTS, tapi kita juga menarik kabelnya ke rumah-rumah. Kita juga memasang tiga titik lampu LED, yang 5 watt masih terang benderang," kata dia.