Penampakan Mobil Listrik Hyundai yang Bakal Digunakan Grab Indonesia
Berkolaborasi dengan produsen mobil Hyundai, Astra Honda Motor (AHM) dan Gesits, Grab akan memperkenalkan uji coba kendaraan ini dengan nama Grab Car Electric.
Grab Indonesia meluncurkan uji coba kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dengan dukungan dari produsen mobil. Salah satunya Hyundai Ioniq Elektrik. Ini merupakan langkah Grab mendukung pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia serta untuk mencapai target pemerintah sebesar 2 juta EV pada 2025.
Berkolaborasi dengan produsen mobil Hyundai, Astra Honda Motor (AHM) dan Gesits, Grab akan memperkenalkan uji coba kendaraan ini dengan nama Grab Car Electric.
-
Kenapa Grab menawarkan layanan motor listrik? Grab Indonesia memberikan layanan sewa motor listrik untuk para pengemudi Grab yang ingin menjadi mitra driver, namun tidak memiliki kendaraan sendiri. Layanan ini memberikan kemudahan bagi pengemudi Grab.
-
Di mana motor listrik Grab bisa dikembalikan? Pengemudi atau pengguna tidak perlu mengembalikannya usai bekerja. Sepeda motor listrik ini dapat dibawa pulang.
-
Kenapa mobil pick up tertimpa tiang listrik? “Karena tidak ketahan, pohon tersebut malah roboh menimpa kabel dan tiang tadi. Total ada dua tiang listrik dan satu tiang telepon,” tambah Dede Suprapto
-
Bagaimana cara mendaftar sebagai driver Grab motor listrik? Anda bisa mendaftar di kantor Grab terdekat atau secara online melalui situs resmi mereka, yaitu register.grab.com.
-
Kapan kejadian mobil pick up tertimpa tiang listrik terjadi? Kejadian itu berlangsung pada Minggu, 23 Juli lalu.
-
Bagaimana tiang listrik bisa menimpa mobil pick up? Berdasarkan informasi dari lokasi, robohnya tiang listrik itu bermula dari warga setempat yang tengah menebang pohon kelapa. Tak disangka, pohon kelapa justru menimpa kabel hingga membuat tiga tiang yang terhubung roboh.
Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menyampaikan bahwa Hyundai Ioniq Electric sebagai model pertama yang dikolaborasikan ini merupakan satu jenis baru dengan spesifikasi baru kendaraan yang baru diluncurkan khusus untuk di Indonesia.
Hyundai Ioniq yang memiliki kapasitas baterai sebanyak 38 kWh dan dapat menempuh perjalanan 380 Km sekali charging menjadikan ia model mobil listrik yang tepat di Indonesia.
"38 kWh sehingga jarak tempuhnya bisa lebih jauh, cocok untuk daerah Jabodetabek dan sekitarnya bisa menempuh jarak 380 Km dalam satu kali charging," ujar Ridzki.
Peluncuran awal yang berjumlah 20 unit ini dapat sekaligus menjadi pembelajaran mulai dari proses mengakses tipe mobil yang dilakukan bersama-sama, model bisnisnya, sampai cara mengisi ulang daya mobil listrik.
"Untuk lokasi pengisian dayanya akan berkolaborasi dengan PLN dan BPPT. Lokasinya di Jakarta, ada yang di Serpong juga," ucap Dzikri.
Dzikri juga memaparkan alasan dipilihnya mobil listrik model Ioniq ialah disebabkan atas kebutuhan yang tidak hanya dibutuhkan di dalam kota, namun juga untuk memenuhi kebutuhan di bandara sehingga memerlukan kapasitas yang lebih besar.
Menteri Bambang Minta Masyarakat Beli Kendaraan Listrik Lokal
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro meminta masyarakat turut mendukung pembangunan kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya dengan membeli kendaraan listrik dalam negeri, seperti Gesits.
"Kita harus menciptakan rangkaian yang penuh, untuk mendukung segala aspek pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia," kata Bambang dalam Roadmap Ekosistem Kendaraan Listrik dalam Mendukung Solusi Transportasi Ramah Lingkungan, di Jakarta, Jumat (13/12).
Dia mencontohkan perusahaan mobil Hyundai asal Korea Selatan, yang sukses dikarenakan produknya dibeli oleh masyarakat Korea Selatan. Diharapkan, Gesits juga bisa mengikuti kesuksesan Hyundai.
Dia berharap, dengan acara ini kendaraan listrik buatan dalam negeri bisa diminati masyarakat Indonesia. "Kunci suksesnya, yaitu harus dimulai dengan konsumsi dalam negeri. Bagi kami inovasi adalah masa depan bangsa," imbuhnya.
Bambang menambahkan, uji coba kendaraan listrik ini sejalan dengan target pemerintah mencapai penurunan emisi gas rumah kaca, salah satunya dengan mengurangi polusi udara, baik dari pembangkit listrik maupun kendaraan.
Dia meminta PT PLN (Persero) harus siap dalam mendukung dan menyuplai energi listrik. Meski investasi kendaraan listrik ini mahal di awal, namun akan banyak keuntungan yang diperoleh jika sudah menggunakan dan menerapkan kendaraan listrik dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita tidak beli listrik, tapi charging. Kita sendiri sudah menciptakan program go green, maka PLN tolong perhatikan aspek antara nilai dengan biaya operasi," jelas Bambang.
Reporter Magang: Nurul Fajriyah
(mdk/idr)