Pengamat nilai defisit neraca perdagangan bikin Rupiah melemah
Ekonom Faisal Basri menilai lemahnya Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disebabkan oleh defisit neraca perdagangan Indonesia dalam periode tiga bulan terakhir. Hal ini dikarenakan sikap Pemerintah yang kurang fokusnya pemerintah menggarap sektor industri.

Ekonom Faisal Basri menilai lemahnya Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disebabkan oleh defisit neraca perdagangan Indonesia dalam periode tiga bulan terakhir.
"Jadi neraca perdagangan kita defisit terus. Kita tekor di manufaktur. Kita tekor di food makanan. Kita defisit juga defisit di migas. Jadi wajar kan kalau Rupiah melemah," ujarnya dalam sebuah diskusi di Bebek Bengil, Jakarta, Jumat (16/3).
Menurutnya, defisit neraca perdagangan dikarenakan sikap Pemerintah yang kurang fokusnya pemerintah menggarap sektor industri. Padahal, sektor industri merupakan salah satu pendorong perekonomian.
"Akibatnya ekspor masih didominasi oleh komoditi primer. Ekspornya batu bara sawit yang harganya gonjang ganjing jadi ekonomi kita rentan terhadap, itu" jelasnya.
Ini lah yang membuat daya tahan perekonomian Indonesia menjadi sangat lemah. Sebab dengan bertumpu pada ekspor bahan baku, perekonomian dunia bergejolak, maka ekonomi dalam Indonesia akan itu goyang.
"Betul juga kalau semua dipicu faktor luar. Sama kita sama sama ada di luar sana menghadapi polusi virus tapi enggak semuanya sakit. Kalau daya tahan tubuh kita lemah kita sakit. Jadi jangan nyalahin melulu faktor luar, faktor luar bisa kita tepis kalau daya tahan tubuh kita bagus," tandasnya.
Baca juga:
Kemenperin siap beri pembinaan untuk pelaku industri kreatif
2018, permintaan LNG domestik diprediksi capai 2,8 juta metrik ton
Pemerintah permudah investor ekspor impor di kawasan ekonomi khusus
Keberatan bayar pajak, 96 persen UMKM dalam negeri belum berbadan hukum
PT KCI kembangkan fungsi KMT untuk kereta bandara hingga LRT