Pengamat: Pengobatan sakit akibat rokok butuh biaya tak sedikit
Bahaya rokok juga mengancam keuntungan demografi untuk perekonomian Indonesia di masa mendatang.
Pengamat Sosial Universitas Sumatera Utara (USU), Badaruddin, berharap para generasi muda tidak menjadi perokok. Sebab, kalau sudah kecanduan, merokok akan susah dihentikan.
Menurutnya, selain tidak bermanfaat bagi diri sendiri, rokok justru mengeluarkan biaya yang cukup besar. Penyakit yang menghantui akibat rokok pun membutuhkan biaya pengobatan tidak sedikit. Penyakit itu antara lain jantung, paru-paru, stroke, dan lain sebagainya.
"Kalau sudah menderita sakit, dan tidak sedikit pula biaya yang akan dikeluarkan untuk mengobatinya. Inilah pengaruh dari bahayanya merokok sejak usia muda," ucapnya di Medan, seperti dilansir Antara, Jumat (20/5).
Maka dari itu, pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebagai calon-calon pemimpin nasional ke depan diminta menghindari bahaya rokok, karena dapat mengganggu kesehatan dan pola berpikir saat di bangku sekolah.
Memang saat ini, lanjutnya, penyakit tersebut jarang kelihatan. "Namun, bahaya rokok tersebut, baru dapat dirasakan nantinya setelah mereka berusia 50-60 tahun dan lanjut usia (Lansia)," ujar Badaruddin.
Sebelumnya, generasi muda Indonesia khususnya yang memiliki usia produktif terancam akan bahaya rokok. Pengamat ekonomi Emil Salim mengungkapkan puncak usia perokok dini dimulai pada umur 15-19 tahun.
Padahal, generasi tersebut nantinya akan menjadi penopang ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia pada tahun 2045 mendatang.
"Generasi produktif harus ditingkatkan kualitas intelektualitas dan kesehatan jasmani rohani untuk membawa Indonesia lepas landas pada 2045," kata Emil dalam diskusi "Ekonomi Indonesia dalam Bahaya Rokok" di Jakarta, Kamis.
Menurut Emil, Indonesia akan memiliki bonus demografi pada 2045 di mana jumlah usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah usia nonproduktif yang harus ditanggung.
Namun, apabila bonus tersebut diselimuti oleh bahaya rokok, maka ekonomi Indonesia juga akan terancam.
Baca juga:
Menengok semangat buruh perempuan di pabrik rokok Sampoerna
10 Stasiun televisi nasional dituntut siarkan iklan bahaya rokok
5 Perusahaan rokok terkaya sejagat, pendapatannya dekati kekayaan RI
Ini empat merek rokok kuasai iklan TV nasional
PT Djarum borong 8.000 ton tembakau Madura tahun ini
Meski ekonomi lemah, belanja iklan justru cetak rekor Rp 24,2 T
Tembakau dan sejarah kelam tanam paksa di Tanah Air
-
Dimana industri rotan di Cirebon berlokasi? Deretan produk rotan berbentuk kursi kuda, miniatur sepeda, tudung saji sampai ayunan anak menghiasi toko-toko di sepanjang jalan Desa Tegal Wangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Di mana lokasi home industry produksi ekstasi dan pil koplo yang dibongkar? Polisi membongkar home industry yang memproduksi ekstasi dan pil koplo di Jalan Kertajaya Indah Timur IX Nomor 47, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
-
Bagaimana Djarum berhasil menjadi perusahaan raksasa di industri rokok? Tiga tahun berikutnya, Djarum berinovasi dengan meluncurkan Djarum Filter, merek rokok pertama yang diproduksi secara mekanis. Kesuksesan ini menjadi pijakan untuk diperkenalkannya Djarum Super pada tahun 1981. Saat ini, Djarum bukan hanya menjadi perusahaan raksasa, tetapi juga menjadi pilar industri rokok dengan lebih dari 75 ribu karyawan yang berdedikasi.
-
Di mana pabrik perakitan motor listrik Rakata berada? Produsen motor Rakata memiliki pabrik perakitan di Tangerang, Banten, serta kantor pusat di Jakarta Selatan.
-
Bagaimana Mendag memastikan pasokan tembakau dan cengkih untuk industri rokok? Mendag menambahkan, Kemendag akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pasokan tembakau dan cengkih dapat memenuhi kebutuhan industri rokok dengan mengutamakan hasil petani dalam negeri.