Per 19 November, Insentif Impor Alat Kesehatan Capai Rp1,72 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hingga 19 November 2021, realisasi insentif fiskal program pemulihan ekonomi nasional (PEN) bidang kesehatan melalui kepabeanan dan cukai mencapai Rp7,14 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hingga 19 November 2021, realisasi insentif fiskal program pemulihan ekonomi nasional (PEN) bidang kesehatan melalui kepabeanan dan cukai mencapai Rp7,14 triliun.
"Insentif ini diberikan terutama untuk impor alat kesehatan, vaksin, dan dunia usaha yang lain," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi November 2021 di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (25/11).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa istri Epy Kusnandar? Epy Kusnandar adalah seorang aktor senior yang telah berperan dalam berbagai film dan sinetron yang dikenal oleh masyarakat. Dia memiliki seorang istri yang cantik bernama Karina Ranau.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
Dia menjelaskan, insentif fiskal impor alat kesehatan tercatat sebesar Rp1,72 triliun untuk nilai impor Rp8,83 triliun dengan tiga alat kesehatan terbesar yakni alat tes PCR, obat antivirus, dan ventilator.
Selanjutnya, insentif fiskal impor vaksin mencapai Rp5,42 triliun yang diberikan kepada impor senilai Rp29,86 triliun untuk impor 342,55 juta dosis (49 persen masih berbentuk bulk). Insentif fiskal dunia usaha diberikan sebesar Rp7,36 miliar untuk insentif tambahan kawasan berikat (KB) dan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE).
Meski terdapat insentif yang cukup signifikan, ia menilai realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai masih sangat memuaskan yakni Rp205,78 triliun pada Januari hingga Oktober 2021 atau 95,73 persen dari target APBN, tumbuh 25,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Bea masuk juga tumbuh 16,83 persen dipengaruhi tren kinerja impor nasional yang terus meningkat, serta bea keluar melonjak 868,61 persen didorong peningkatan volume ekspor dan harga komoditi tembaga, bauksit dan produk kelapa sawit.
"Penerimaan cukai juga tumbuh 10,3 persen karena adanya efektivitas kebijakan dan pengawasan di bidang cukai serta membaiknya kondisi pandemi nasional terutama relaksasi daerah tujuan wisata," imbuhnya.
Dia berharap, insentif fiskal tersebut bisa diturunkan jika kebutuhan produksi alat kesehatan dan vaksin bisa dilakukan di dalam negeri.
Baca juga:
Per Oktober, Realisasi Anggaran Pelindungan Sosial Capai Rp338,2 Triliun
Imbas Kenaikan Harga Minyak Dunia, Subsidi Energi Naik 20 Persen
Pembiayaan Investasi Capai Rp96,6 Triliun per Oktober 2021
Per Oktober 2021, Realisasi Belanja Kesehatan Capai Rp202 Triliun
Per Oktober, Belanja Negara Tumbuh 0,8 Persen Capai Rp2.058,9 T
Kemendagri: Dana Pemda Mengendap di Bank Bukan Mau Dapat Bunga, tapi Menunggu Tagihan