Per 30 September, Penerimaan Perpajakan Turun Menjadi Rp892,4 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, realisasi penerimaan perpajakan hingga 30 September 2020 mencapai Rp892,4 triliun, turun 14,1 persen jika dibandingkan periode sama pada 2019 mencapai Rp1.039,4 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, realisasi penerimaan perpajakan hingga 30 September 2020 mencapai Rp892,4 triliun, turun 14,1 persen jika dibandingkan periode sama pada 2019 mencapai Rp1.039,4 triliun.
"Sebagian besar jenis pajak mengalami tekanan seiring perlambatan kegiatan ekonomi dan meningkatnya pemanfaatan insentif dan restitusi pajak dan penerapan diskon pajak 50 persen," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers virtual realisasi APBN edisi Oktober di Jakarta, dikutip Antara, Senin (19/10).
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Siapa saja yang hadir dalam rapat terbatas Jokowi dengan Sri Mulyani? Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat terbatas dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2). Rapat itu juga dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
Dia menjelaskan, dari dua jenis penerimaan perpajakan, hanya penerimaan dari bea cukai yang tumbuh positif sedangkan penerimaan dari sektor pajak tumbuh negatif.
Realisasi penerimaan pajak termasuk pajak penghasilan (PPh) migas mencapai Rp750,6 triliun atau turun 16,9 persen jika dibandingkan periode sama 2019 yang mencapai Rp902,79 triliun. Sedangkan penerimaan bea cukai mencapai Rp141,8 triliun atau tumbuh 3,8 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya mencapai Rp136,66 triliun.
Sri Mulyani merinci untuk penerimaan pajak dari sektor PPh migas mencapai Rp23,6 triliun atau minus 45,3 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya mencapai Rp43,2 triliun. Sedangkan dari sektor pajak non-migas seluruhnya negatif dengan total mencapai Rp727 triliun atau turun 15,4 persen dari tahun sebelumnya mencapai Rp859,6 triliun.
Untuk sektor-sektor di bawah pajak non-migas adalah PPh nonmigas mencapai Rp418,2 triliun atau kontraksi 16,9 persen, Pajak pertambahan nilai (PPN) mencapai Rp290,3 triliun atau kontraksi 13,6 persen. Kemudian, pajak bumi dan bangunan (PBB) mencapai Rp14 triliun atau minus 9,6 persen dan pajak lainnya mencapai Rp4,5 triliun juga turun 6,4 persen.
Sementara itu, untuk kepabeanan dan cukai meski keseluruhan tumbuh positif, namun beberapa sektor di dalamnya mengalami kontraksi, hanya realisasi penerimaan cukai yang tumbuh positif. Penerimaan cukai mencapai Rp115,3 triliun atau tumbuh 7,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya mencapai Rp107,5 triliun.
Penerimaan cukai yang tumbuh positif ini didorong penerimaan cukai dari hasil tembakau realisasinya mencapai Rp111,46 triliun atau tumbuh 8,53 persen. Sedangkan sektor lainnya yakni bea masuk dan keluar masing-masing mencapai Rp24,3 triliun dan Rp2,2 triliun atau sama-sama kontraksi 9,6 persen dan 2,4 persen.
(mdk/azz)