Per 5 Agustus, defisit APBN-P 2016 capai Rp 262,5 triliun
Setara 2,08 persen Produk Domestik Bruto.
Hingga minggu pertama Agustus 2016, realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp 775,2 Triliun. Itu sebesar 43,4 persen dari target APBN Perubahan 2016 sebesar Rp 1.786,2 triliun.
Sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp 1.037,6 Triliun. Itu sebesar 49,8 persen dari pagu sebesar Rp 2.082,9 triliun.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan tentang klaim TKN soal debat cawapres tema ekonomi? Menurut Anies, pembuktian atas klaim itu baru dapat dilihat pada saat debat cawapres berlangsung besok malam, Jumat, 22 Desember 2023.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Kenapa ANBK dilakukan? Pemerintah Indonesia melakukan perbaikan dan evaluasi pendidikan dengan cara pemetaan mutu melalui program asesmen nasional (AN).
-
Bagaimana ANBK dilakukan? Pelaksanaan AN menggunakan sistem berbasis komputer, sehingga disingkat dengan ANBK yang menggunakan moda tes dengan pilihan moda daring (online) ataupun semi daring (semi online) sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah atau daerah masing-masing.
"Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja negara tersebut, realisasi defisit APBN mencapai sebesar Rp 262,5 triliun atau 2,08 persen terhadap PDB," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Neneng Euis Fatimah, dalam siaran pers, Senin (15/8).
Adapun realisasi pendapatan negara bersumber dari penerimaan perpajakan mencapai sekitar Rp 618,3 triliun, 40,2 persen dari target. Menurun ketimbang perolehan periode sama tahun lalu yang mencapai sekitar Rp 626,7 triliun.
Penerimaan sebesar Rp 618,3 triliun itu bersumber dari pajak sebesar Rp 542,1 Triliun (40,0 persen dari target APBN-P 2016) dan Penerimaan Kepabeanan Cukai sebesar Rp 76,2 triliun (41,4 persen).
Sedangkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai sebesar Rp 155,7 triliun atau 63,5 persen dari target APBN-P 2016. Meningkat ketimbang periode sama tahun lalu mencapai sebesar Rp 155,5 triliun.
"Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan penerimaan dari PNBP lainnya dan pendapatan Badan Layanan Umum (BLU), meskipun terjadi penurunan harga komoditas."
Sementara itu, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp 585,7 triliun. Lebih tinggi ketimbang periode sama tahun lalu mencapai Rp 561,4 triliun. Itu meliputi belanja kementerian atau lembaga (K/L) sebesar Rp 323,7 triliun dan Non K/L sebesar Rp 262,0 triliun.
Di sisi lain, transfer ke daerah dan dana desa meningkat dari Rp 395,6 triliun menjadi Rp 452,0 triliun.
Baca juga:
Ini alasan bank sentral tak gunakan BI Rate jadi suku bunga acuan
BPS: Ekspor babi hidup ke Singapura naik 11 persen
SBY: Pengangkatan Sri Mulyani oleh Presiden Jokowi sangat tepat
Pemerintah sebut harga gas mahal bikin industri tak kompetitif
BRI luncurkan bank digital pertama di Terminal 3 Ultimate
Kemendag dan Ahok intervensi harga pangan di Jakarta