Perekonomian memburuk, pekan berat bagi IHSG
Pernyataan mengenai paket kebijakan pemerintah, BI, dan OJK tak mampu angkat IHSG ke level positif.
Pekan ini diakui sebagai pekan yang berat bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Salah satunya karena IHSG tidak dapat meninggalkan zona merahnya. Melirik ke belakang, kondisi yang dialami IHSG saat ini berbeda dengan sebelumnya. Di mana sentimen yang ada tidak sepenuhnya kondusif sehingga pergerakan positif yang diharapkan pasca libur Lebaran tampaknya tidak terjadi.
Analis Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, IHSG memang sempat mengalami penguatan. Namun karena tidak diimbangi dengan positifnya sentimen yang ada, maka hanya dimanfaatkan untuk profit taking.
-
Siapa Rizky Irmansyah? Rizky Irmansyah, sekretaris pribadi atau ajudan Prabowo, menjadi sorotan karena memiliki postur tubuhnya yang tinggi tegap serta kehadirannya yang sering mendampingi kegiatan Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
-
Kenapa Rizky Irmansyah menjadi sorotan? Rizky Irmansyah, sekretaris pribadi atau ajudan Prabowo, menjadi sorotan karena memiliki postur tubuhnya yang tinggi tegap serta kehadirannya yang sering mendampingi kegiatan Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
-
Apa yang dibawa oleh mertua Indah Permatasari? Itu tadi deretan potret bahagia Indah Permatasari dibawakan oleh-oleh sama mertuanya.
-
Siapa Ratu Merneith? Berdasarkan sebuah catatan resmi, terdapat bukti yang menunjukan bahwa Ratu Merneith merupakan penguasa Mesir. Merneith dianggap sebagai firaun wanita pertama dan ratu paling awal yang memerintah sendiri dalam sejarah.
-
Bagaimana besaran THR PNS Depok? Disebutkan, untuk besaran THR yakni penghasilan gaji 100 persen dari penghasilan satu bulan yang diterima pada bulan Maret.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Bahkan ada pernyataan maupun komentar dari para pejabat yang memperlihatkan seolah-olah kondisi ekonomi Indonesia berada dalam kondisi yang baik. Kondisi itu tidak membuat pasar semakin membaik. Bahkan yang terjadi sebaliknya justru pelaku pasar memperbesar daya jualnya sehingga IHSG pun terpaksa terperosok ke lembah merah.
"Masih adanya imbas pelemahan di bursa saham AS dan kurang kondusifnya sentimen yang ada membuat IHSG memperpanjang pelemahannya. Terutama untuk nilai tukar Rupiah yang terus longsor membuat kondisi makin tidak kondusif dan berimbas pada aksi jual berlebihan dari para investor," ujar Reza kepada merdeka.com, Jakarta, Sabtu (24/8).
Usai pidato presiden terkait RAPBN 2014, paket kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia, pasar tidak bereaksi. Menurut Reza, asumsi-asumsi makro pun dianggap tidak realistis. Ditambah lagi dengan makin memerahnya pasar obligasi di mana yield yang diminta terus meningkat.
Di sisi lain, adanya aturan GWM-LDR sebesar 78-92 persen dari sebelumnya 100 persen turut direspon negatif karena dinilai mengurangi likuiditas kredit perbankan.
"Pelaku pasar melihat perekonomian Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan data negatif secara bertahap yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, lonjakan inflasi, dan peningkatan defisit neraca perdagangan dan neraca berjalan," jelas dia.
Berkaca dari pelemahan IHSG sepanjang pekan ini, level IHSG telah menyamai level pada periode awal September 2012. Aksi profit taking justru kembali terjadi jelang akhir pekan meski adanya instruksi kepada BUMN untuk melakukan buyback saham.
Namun, ini tertutupi pernyataan Presiden SBY yang pesimis akan kondisi ekonomi dan menyatakan berat mencapai pertumbuhan ekonomi 6,3 persen. Dengan begitu, harapan untuk melanjutkan rebound kembali terhalangi.
Sebagai catatan, sepanjang pekan kemarin, asing tercatat melakukan nett sell sebesar Rp 5,72 triliun jauh lebih tinggi dari pekan sebelumnya sebesar Rp1,37 triliun.
IHSG selama sepekan terkoreksi 398,83 poin turun 8,73 persen atau lebih parah dari pekan sebelumnya yang juga turun 72,13 poin atau turun 1,55 persen.
Penurunan ini juga terasa bagi indeks utama lainnya di mana IDX30 memimpin penurunan dengan melemah 9,41 persen diikuti indeks LQ45 dan MBX yang masing-masing turun 9,17 persen dan 8,84 persen.
Laju indeks sektoral mayoritas juga tampak melemah, di mana penguatan hanya terjadi pada indeks pertambangan yang masih berada pada jalur hijau selama 2 pekan berturut-turut dengan kenaikan 5,46 persen.
Sementara pelemahan dipimpin indeks properti, diikuti indeks perdagangan dan keuangan dengan melemah 16,16 persen, 10,22 persen, dan 10,04 persen.
(mdk/noe)