Permintaan Banyak, PT JAS Mulia Rutin Ekspor Palm Kernel ke Malaysia
Tercatat, hingga April 2019 lalu, PT JAS Mulia yang menjadi binaan Kementerian Pertanian (Kementan) sudah ekspor palm kernel ke Negeri Jiran sebanyak dua kali setiap bulan sebanyak 640 ton/bulan.
Indonesia tak hanya dikenal sebagai produsen Crude Palm Oil (CPO)/minyak sawit mentah) dunia. Indonesia juga dikenal sebagai eksportir CPO terbesar dunia. Selain CPO, Indonesia juga mengekspor palm kernel (minyak inti sawit) ke sejumlah negara. Salah satu tujuan ekspor palm kernel adalah Malaysia.
Menurut Lili Andriani dari PT JAS Mulia, palm kernel ini sangat diminati sejumlah perusahaan di Malaysia. "Kami sudah melakukan kontrak kerja sama dengan sejumlah perusahaan Malaysia, sehingga sejak dua tahun terakhir ekspor minyak inti sawit bisa dilakukan secara rutin minimal 1 kali per bulan," kata Lili Andriani, di Jakarta.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Sejak kapan Soto Podjok Kediri eksis? Terdapat tempat nyoto legendaris di Kota Kediri, Jawa Timur. Kabarnya, warung ini sudah eksis sejak 1926 silam.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Sepur Kluthuk Jaladara diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
Lili juga mengatakan, PT JAS Mulia tak ekspor produk sawit, seperti CPO ke negara lain. "Sampai saat ini kami masih fokus ekspor palm kernel ke Malaysia," ujarnya.
Tercatat, hingga April 2019 lalu, PT JAS Mulia yang menjadi binaan Kementerian Pertanian (Kementan) sudah ekspor palm kernel ke Negeri Jiran sebanyak dua kali setiap bulan sebanyak 640 ton/bulan. Bahkan, PT JAS Mulia selama dua tahun terakhir, rutin ekspor palm kernel ke Malaysia.
"Rencananya ekspor palm kernel ke Malaysia ini bisa ditingkatkan 3 kali sebulan. Tapi, dikarenakan bahan bakunya terbatas, setelah April 2019 kami hanya mampu ekspor rata-rata sebanyak 1 kali sebulan," tambah Lili.
Menurut Lili, palm kernel yang diekspor hingga April 2019 lalu harganya sebesar USD 180/ton. Palm kernel yang diekspor tersebut semuanya berasal dari petani sawit Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel). "Untuk mendapatkan bahan baku palm kernel tersebut, kami melakukan kemitraan dengan petani sawit dan 10 supplier. Jadi, semua palm kernel yang kami ekspor ini produk petani sawit Luwu Utara," paparnya.
Lili mengatakan, pada 27 Mei lalu PT JAS Mulia ekspor palm kernel sebanyak 320 ton dengan harga USD 150/ton. Kemudian, pada 16 Juni ekspor palm kernel ke Negeri Jiran sebanyak 320 ton. Selanjutnya, pada 27 Juni perusahaan kembali ekspor palm kernel sebanyak 320 ton.
"Pada 10 Juli lalu kami juga ekspor palm kernel ke Malaysia sebanyak 320 ton dan pada 15 Agustus ekspor lagi sebanyak 320 ton," ujar Lili.
Menurut Lili, sebenarnya permintaan palm kernel dari Malaysia tiap bulan cukup banyak. Bahkan, dari sejumlah negara Asia lainnya ada yang minta kiriman dari PT JAS Mulai. "Hanya saja, karena bahan bakunya sangat terbatas,kami belum bisa melayani permintaan sejumlah negara Asia. Sehingga kami masih fokus ekspor palm kernel ke Malaysia. Itu pun kami lakukan rata-rata hanya sekali sebulan," tutur Lili.
"Selain bahan bakunya terbatas, harga palm kernel di pasar ekspor saat ini juga sedang turun, dari US$ 180 menjadi USD 150/ton."
Menurut Lili, sampai akhir Agustus 2019 sebenarnya sudah ada permintaan palm kernel untuk bahan baku pembuatan kosmetik, sabun dan industri lainnya di Malaysia dengan volume cukup banyak. "Namun, sampai saat ini kami masih mengumpulkan bahan baku (palm kernel) ke petani. Rencananya, September nanti kami akan ekspor lagi palm kernel ke Malaysia," katanya.
Seperti diketahui, pada April lalu PT JAS Mulia sempat ekspor palm kernel sebanyak 15 kontainer atau sekitar 313 ton senilai Rp804 juta ke Malaysia. Ekspor palm kernel, yang merupakan salah satu komoditas unggulan petani Masamba, Kabupaten Luwu Utara April lalu disaksikan langsung, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah daerah akan terus mendorong ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Mengingat, Kabupaten Luwu Utara, merupakan salah satu pemasok ekspor komoditas minyak inti sawit di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tercatat, luas areal perkebunan sawit di Luwu Utara mencapai 20 ribu ha. Pada tahun 2018, ekspor palm kernel dari Sulsel mencapai Rp16,92 miliar. Sedangkan pada 2019 hingga triwulan pertama nilai ekspornya sebesar Rp10,29 miliar. Tujuan negara ekspor di antaranya China dan Malaysia.
Baca juga:
Airlangga: Tak Perlu Mengemis ke Negara Lain untuk Naikkan Harga CPO
Jokowi Ingin Indonesia Bisa Produksi Avtur dari Kelapa Sawit
Menko Darmin: Avtur dari CPO Kelapa Sawit Bisa Digunakan di 2021
Faisal Basri: 74 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Bergantung pada Batubara dan Sawit
Mendag: Presiden Minta Paviliun Indonesia di Pameran Dunia Lebih Futuristik
Pertamina: Bahan Bakar Olahan Sawit Hemat Impor USD 500 Juta per Tahun