Pertamina EP salurkan gas sebanyak 50 MMSCFD ke Donggi Senoro
Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) memiliki kapasitas 105 juta kaki kubik per hari (MMSCFD.
Anak usaha PT Pertamina (Persero) PT Pertamina EP mulai menyalurkan gas dari Central Processing Plant (CPP) Donggi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah sebanyak 50 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) sejak awal Mei 2016. Satu CPP lainnya, yaitu CPP Matindok dengan kapasitas 55 MMSCFD, baru akan beroperasi pada kuartal IV-2016.
Dari total 105 MMSCD gas dari Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) saat full scale operation, sebanyak 85 MMSCFD dialokasikan untuk PT Donggi Senoro LNG yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Pertamina. Sebanyak 50 MMSCFD gas dipasok dari CPP Donggi dan 35 MMSCFD dari CPP Matindok. Sisa 20 MMSCFD gas dari Matindok akan dipasok ke pembangkit listrik PT PLN (Persero).
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Kenapa Pertamina membentuk Satgas RAFI? Sukses Layani Jutaan Pemudik, Pertamina Resmi Tutup Satgas RAFI Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas RAFI) PT Pertamina (Persero) tahun 2024 telah sukses melayani kebutuhan energi jutaan pemudik di seluruh Indonesia.
-
Di mana Pertamina menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru? Di tahun 2022, Pertamina berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi baru di Blok Mahakam puluhan miliar kaki kubik gas dan jutaan barel minyak.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga membangun tanki BBM dan LPG di Indonesia Timur? Apalagi kita tahu, Indonesia ini negara kepulauan dengan salah satu pola distribusi energi tersulit di dunia, jadi dengan adanya storage di lokasi-lokasi Indonesia Timur ini akan sangat berdampak terhadap ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat.
-
Dimana Pertamina menambah stok LPG? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kenapa Pertamina melakukan pengujian ulang terhadap tabung gas elpiji? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
Presiden Direktur Pertamina EP Rony Gunawan, mengatakan PPGM memiliki dua CPP, yaitu CPP Donggi dan CPP Matindok dengan total kapasitas 105 MMCSCFD dan menyerap investasi USD 800 juta atau sekitar Rp 10,64 triliun.
Menurut Rony, CPP Donggi merupakan proyek yang penting bagi industri minyak dan gas bumi di Indonesia. Nantinya, berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara pengekspor LNG terbesar di dunia.
Pembangunan PPGM diyakini akan meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam menyumbangkan devisa bagi negara dan kemungkinan sebagian untuk substitusi bahan bakar minyak dalam negeri.
"PPGM memiliki fasilitas yang lengkap mulai dari memproduksi gas bumi dari sumur yang telah dieksplorasi maupun dari rencana sumur pengembangan yang di bor sejak 2001. Ini menunjukkan bahwa betapa lamanya proses untuk dapat memproduksikan energi, mulai dari tahapan eksplorasi hingga produksi," ujar Roni di Jakarta, Senin (23/5).
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam, mengatakan Pertamina EP terbukti agresif untuk menyelesaikan proyek–proyek pengembangan, salah satunya adalah PPGM. Pertamina EP berhasil menuntaskan pembangunan CPP Donggi dan mulai beroperasi secara penuh dan untuk CPP Matindok diharapkan segera menyusul sehingga PPGM bisa full scale production.
Dengan begitu, Pertamina mendapatkan tambahan produksi migas dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia.
"Saya berharap proyek–proyek di sektor hulu lainnya juga diselesaikan secara on time dan on Budget karena semakin cepat proyek itu selesai maka semakin cepat memberikan pendapatan bagi perusahaan dan tentunya bagi negara," kata Syamsu.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi, mengatakan saat ini kondisi migas dunia cenderung fluktuasi dan belum menunjukkan peningkatan harga jual minyak mentah secara signifikan. Kondisi ini merupakan saat tepat untuk berinvestasi dengan membangun proyek-proyek strategis migas seperti PPGM, dimana satu dari dua CPP yang direncanakan sudah selesai dibangun, yaitu CPP Donggi dan saat ini sudah dapat mengalirkan produksi gas.
"Melalui keberadaan proyek-proyek tersebut, ketahanan energi Indonesia relatif dapat terjaga untuk beberapa periode karena temuan–temuan cadangan hasil kegiatan eksplorasi sudah mulai dimonetisasi sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian baik di daerah penghasil maupun roda ekonomi secara nasional," jelas Amien.
Menurut Amien, PPGM merupakan proyek yang penting bagi industri minyak dan gas bumi di Indonesia dan akan berperan penting dalam mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Selain itu, keberadaan proyek menyerap banyak tenaga kerja dan mampu mendatangkan investor yang berminat untuk menanamkan modalnya ke industri hulu migas.
(mdk/sau)