Pertamina ogah kelola sendiri blok Mahakam
"Kita coba dahulu berapa persen. Bila nanti sudah mampu, SKK migas akan memberikan 100 persen," ujar Karen.
PT Pertamina mengaku terus melakukan negosiasi dengan pemerintah mengenai status pengelolaan blok Mahakam yang akan habis masa kontrak pada 2017 mendatang. Akan tetapi perseroan memberi sinyal ogah mengambil alih seluruh pengelolaan blok migas tersebut.
Direktur Utama Pertamina Galaila Karen Agustiawan mengatakan pihaknya sepakat dengan analogi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Migas (SKK Migas) Rudi Rubiandini. yang menyebutkan pengelolaan blok Mahakam seperti makan bubur ayam, Pertamina diharuskan belajar makan blok Mahakam dari pinggir dan selanjutnya ke tengah.
"Kita coba dahulu berapa persen. Bila nanti sudah mampu, SKK migas juga akan memberikan 100 persen ke Pertamina," ujar Karen kepada wartawan di Gedung SKK Migas, Jakarta Senin (25/2).
Saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait pengelolaan Blok Mahakam. "Blok Mahakam kami masih negosiasi dengan pemerintah dengan kemampuan kita dan portofolio kita yang kita kembangkan juga di luar dan di dalam negeri," katanya.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini menilai pengelolaan blok Mahakam oleh PT Pertamina harus secara bertahap. "Pelan-pelan, mungkin satu, dua atau lima tahun dulu bareng-bareng dengan KKKS setelah itu dilepas. Persis seperti belajar setir," kata Rudi.
Rudi mengingatkan risiko terlalu berbahaya apabila Pertamina mengelola seratus persen menguasai blok Mahakam. "Karena di sana tidak bermain seperti pabrik tahu. Sekarang dikeluarkan besok pasti dapat dan ada risiko. Jangan semua uang Pertamina masuk ke situ. Bisa berbahaya," tegas Rudi.
Rudi mengakui hampir 98 persen pekerja di blok Mahakam orang Indonesia sehingga teknologinya akan dengan mudah dibeli siapapun KKKSnya, termasuk Pertamina. "Tapi ingat yang di bilang Bu Karen tadi, harus ada portofolio yang di perhitungkan," katanya.