Peta Jalan Hilirisasi Indonesia Butuh Modal Rp8.119 Triliun
Bahlil mengungkapkan, Kementerian Investasi baru saja menyelesaikan arah kebijakan untuk hilirisasi investasi. Dalam peta jalan kebijakan ini, hilirisasi tidak hanya difokuskan pada produk nikel saja. Melainkan termasuk hilirisasi minyak dan gas.
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia menyebut bahwa Indonesia membutuhkan modal sebesar USD545 miliar atau setara Rp8.119 triliun untuk melakukan hilirisasi. Dana tersebut akan digunakan untuk melakukan hilirisasi pada 21 komoditas sampai tahun 2040 mendatang.
"Jadi 21 komoditas ini akan mencapai kurang lebih sekitar USD545 miliar sampai 2040," kata Bahlil saat memberikan Kuliah Umum di HUT Media Indonesia Ke-53, Jakarta, Jumat (3/2).
-
Di mana tepatnya penemuan mineral tersebut? Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
-
Apa itu Tari Sulintang? Tari Sulintang sendiri merupakan ekspresi dari Tjetje Soemantri untuk menampilkan keindonesiaan di dalam seni yang ia ciptakan. Ini karena dirinya ingin membawa semangat persatuan sehingga bisa mendapat pengakuan di mata dunia.
-
Apa tujuan utama dari hilirisasi? Hilirisasi bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi dari suatu produk dengan menghasilkan produk yang lebih bervariasi, berkualitas, dan diminati oleh pasar.
-
Apa itu Tamikil? Tamikil merupakan jenis hewan laut mollusca dengan ciri khas berduri mirip bulu babi. Walau tampilannya seram, namun sajian dari biota laut tersebut memiliki cita rasa yang lezat.
-
Apa fungsi dari Terowongan Silaturahmi? Fungsi dari terowongan sendiri memang bermacam-macam, selain menghubungkan dari satu tempat ke tempat lain, bisa juga digunakan untuk aliran air, pembangkit listrik, serta menjadi solusi konstruksi dalam mengatasi masalah infrastruktur.
-
Apa itu Tambua Tasa? Sebuah kesenian tradisional dari Pariaman ini dimainkan oleh grup musik penabuh gendang, yaitu Gandang Tambua dan Gandang Tasa.
Bahlil mengungkapkan, Kementerian Investasi baru saja menyelesaikan arah kebijakan untuk hilirisasi investasi. Dalam peta jalan kebijakan ini, hilirisasi tidak hanya difokuskan pada produk nikel saja. Melainkan termasuk hilirisasi minyak dan gas.
“Kita masih impor metanol, kita masih impor soda ash, jadi ke depan gas-gas kita yang pasarnya belum ada, kita lakukan hilirisasi,” kata Bahlil.
Selain itu, hilirisasi juga tidak hanya fokus kepada hasil tambang. Melainkan diperluas ke berbagai sektor seperti perkebunan, perikanan, kelautan dan sektor lainnya.
"Kemudian ke sektor perkebunan, perikanan, kelautan dan yang lainnya," kata dia.
Hal ini menunjukkan pemerintah tidak main-main dalam hal melakukan hilirisasi, sekaligus untuk mencapai tujuan Indonesia Emas pada tahun 2045. "Ini adalah peta jalan Indonesia menuju Indonesia Emas pada 2045," pungkasnya.
(mdk/idr)