PLN Butuh Rp11.323 Triliun untuk Capai Energi Bersih di Tahun 2060
Strategi PLN untuk mencapai net zero emission 2060, terbagi menjadi beberapa tahap.
PT PLN (Persero) membutuhkan investasi lebih dari USD700 miliar atau setara dengan Rp11.323 triliun untuk mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emisi) pada 2060.
-
Bagaimana PLN menunjukkan komitmennya untuk mencapai Net Zero Emission tahun 2060? Dalam kesempatan tersebut, di hadapan pemimpin negara anggota ASEAN, PT PLN (Persero) menegaskan komitmen aksi mencapai Net Zero Emission tahun 2060, akselerasi pengembangan energi terbarukan, hingga proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Terapung Cirata.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Mengapa PLN membangun green enabling supergrid? “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Apa saja program Pertamina untuk mencapai target Net Zero Emission? “Kita dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan juga penyeimbangan karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (carbon capture, utilisation, and storage)," tambahnya.
-
Bagaimana Pertamina akan mencapai target Net Zero Emission 2060? Guna menunjang transformasi dan transisi energi, Pertamina mengiringi 3 strategi Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Strategi tersebut adalah sustainability. Aspek ini akan menentukan Pertamina ada terus atau tidak, sehingga Pertamina harus cepat beradaptasi. Kedua adalah digitalisasi. Aspek digitalisasi ini harus ada di seluruh Pertamina Group. Ketiga adalah penguasaan teknologi yang bisa bekerja sama dan kolaborasi dengan semua pihak. “Kita harus melakukan tiga hal tersebut namun kita juga harus menjaga semua agar berjalan paralel. Kita yakin Indonesia bisa mandiri energi. Kita harus bergerak lebih cepat, lebih lincah karena tantangan ke depan lebih menantang. Semuanya memiliki perannya masing-masing. Kita akan harmonisasi dan sinergi sehingga Pertamina Grup memiliki kekuatan untuk bergerak lebih cepat menuju net zero emmision 2060,” tutupnya.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
Executive Vice President Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Warsono, dalam sebuah webinar di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa saat ini PLN memiliki 73 GW pembangkit listrik, dengan mayoritas masih menggunakan batu bara.
Untuk mencapai emisi nol bersih, PLN secara bertahap akan menggantikan energi batu bara dengan energi baru terbarukan (EBT), seperti energi surya, air, biomassa, dan hidrogen.
“Ammonia untuk menggantikan batu bara atau pengembangan nuklir ke depan juga bisa jadi opsi,” kata Warsono dilansir dari Antara, Selasa (16/7).
Strategi PLN untuk mencapai NZE 2060 tersebut terbagi menjadi beberapa tahap.
Untuk jangka pendek terdiri dari pengembangan energi terbarukan termasuk memanfaatkan gas sebagai energi penyangga untuk energi terbarukan yang nantinya akan diubah menjadi hidrogen, pensiun dini PLTU batu bara, co-firing biomassa, batu bara bersih.
- Ini yang Dilakukan PLN IP Pangkas Penggunaan Bahan Bakar Fosil dan Capai Target Net Zero Emission di 2060
- Kejar Target Net Zero Emission, PLN Kebut Pembangunan Pembangkit Tenaga Panas Bumi
- Capai Net Zero Emission, PLN IP Target Perdagangan Karbon Meningkat Dua Kali Lipat
- Jurus Jitu PLN Wujudkan Net Zero Emission di 2060
Untuk jangka panjang, PLN akan melakukan peningkatan terus menerus pemanfaatan energi terbarukan, penggunaan baterai penyimpanan dan interkoneksi listrik, co-firing hidrogen, penggunaan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), dan melanjutkan pensiun dini PLTU batu bara.
Pengembangan teknologi dan ekosistem pendukung juga dibutuhkan untuk mencapai NZE, seperti membangun infrastruktur untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik, pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, dan skema perdagangan emisi (emissions trading scheme).
PLN menargetkan total tambahan kapasitas pembangkit hingga tahun 2033 adalah 47 GW dengan porsi pembangkit EBT sebesar 20,923 GW atau 51,6 persen dan porsi pembangkit fosil sebesar 19,562 GW atau 48,4 persen.
Sementara itu, total tambahan kapasitas pembangkit hingga 2040 adalah 86 GW, dengan rasio 75 persen berasal dari pembangkit EBT dan 25 persen dari pembangkit berbasis gas.
Berdasarkan data Dewan Energi Nasional (DEN), persentase bauran energi pada 2023 masih didominasi batu bara (40,46%), minyak bumi (30,18%), gas bumi (16,28%), sedangkan EBT 13,09 persen.
Persentase bauran EBT meningkat 0,79 persen sehingga menjadi 13,09 persen pada 2023. Namun, realisasi tersebut masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 17,87 persen.
Pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan mencapai 17 hingga 19 persen pada 2025, 25-26 persen pada 2030, 38-41 persen pada 2040, dan 70-72 persen pada 2060.