PPA Bakal Kelola Kredit Macet Perbankan BUMN di 2020
PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) berencana memperkuat investasi dan menambah pengelolaan Non Performing Loan (NPL) bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada 2020 mendatang. Rencana tersebut akan memperkuat peran PPA sebagai satu-satunya BUMN yang diberikan amanah untuk mengupayakan penyehatan BUMN.
PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) berencana memperkuat investasi dan menambah pengelolaan Non Performing Loan (NPL) bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada 2020 mendatang. Rencana tersebut akan memperkuat peran PPA sebagai satu-satunya BUMN yang diberikan amanah untuk mengupayakan penyehatan BUMN serta membantu presistemik penyehatan perbankan.
Direktur Utama PPA, Iman Rachman, mengatakan setidaknya PPA akan mengelola NPL dari Bank Mandiri, BNI dan BRI. Hanya saja, saat ini yang sudah menemui titik terang adalah pengelolaan NPL dari Bank Mandiri dan BNI.
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Bagaimana BNI memastikan kualitas kredit yang diberikan kepada BUMN? Hal ini berdampak baik pada penjagaan kualitas kredit BNI khususnya yang masih terus menjaga keseimbangan pada pertumbuhan kredit dan implementasi prinsip kehati-hatian.
-
Mengapa BNI dan Bank Lampung berkolaborasi untuk menerbitkan Kartu Kredit Indonesia? Langkah ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh BNI dalam memperluas kerja sama bersama bank daerah, khususnya dalam rangka mempercepat proses digitalisasi transaksi perbankan sekaligus bentuk komitmen perseroan dalam menggunakan produk dalam negeri.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
"Jadi kita akan menjadi perusahaan presistemik. Jadi sebelum ke LPS kita akan membantu perbankan memperbaiki angka NPL nya," kata dia saat diskusi dengan media di Bandung, Kamis (14/11).
Dia menegaskan, dengan diambil alihnya pengelolaan NPL perbankan ini, bukan berarti angka NPL perbankan tinggi. Diklaimnya, saat ini NPL bank-bank Himbara sudah cukup baik.
"Jadi tidak ada urusannya NPL bank itu gimana, tapi memang kita hidupnya dari bisnis urusin NPL. Dengan begitu kita juga membantu menstabilkan ekonomi negara ini," tegas dia.
Jajakin Pengelolaan Kredit Macet Bank Swasta
Tidak hanya bank Himbara, Iman mengaku saat ini juga sudah melakukan pembicaraan dengan dua bank swasta. Hanya saja pihaknya belum bisa membeberkan nama bank tersebut. "Jadi kita sedang proses, ada lima bank yang akan kita kelola NPL-nya," tegas dia.
Dipilihnya bank-bank BUKU IV sebagai perusahaan yang akan diambil alih NPL-nya dikarenakan kapasitas dan pendapatan yang diperoleh PPA lebih besar jika dibandingkan mengambil alih NPL bank yang lebih kecil.
Menurut Iman, penguatan kegiatan investasi dan pengelolaan NPL Himbara mengarah pada cita-cita PPA ke depan menjadi National Asset Management Company (NAMC) dengan presistemik penyehatan perbankan, agen restrukturisasi dan revitalisasi BUMN dan pengelolaan distressed aset BUMN. Dengan begitu, diyakini bisa menjadikan PPA sebagai simpul sinergi BUMN.
"Sesuai dengan visi PPA yaitu menjadi perusahaan investasi terkemuka dan mitra terpercaya dalam restrukturisasi korporasi," ujar dia.
Saat ini, ditambahkan Iman, Indonesia belum memiliki perusahaan presistemik. Namun beberapa negara di dunia sudah mempunyai perusahaan yang berbisnis di sektor ini. "Korea dan China itu sudah lebih dulu punya NAMC sejak lama," tegas dia.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)