Presiden Jokowi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2021 Tumbuh Lebih Tinggi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, saat ini perekonomian Indonesia telah berangsur-angsur pulih pasca terdampak pandemi Covid-19. Dia memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal IV-2021 bisa tumbuh lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, saat ini perekonomian Indonesia telah berangsur-angsur pulih pasca terdampak pandemi Covid-19. Dia memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal IV-2021 bisa tumbuh lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
"Bahkan, (ekonomi) tumbuh sangat baik," ujar Jokowi dalam paparannya yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Opening Ceremony The 3rd Indonesia Fintech Summit 2021, Sabtu (11/12).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Mengapa Jokowi mendorong kerja sama ekonomi biru dengan India? "Potensi kerja sama tersebut bisa kita dorong menuju ekonomi biru, ketahanan pangan, konektivitas maritim dan sumber daya energi laut yang berkelanjutan,"
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Bagaimana pengaruh Presiden Jokowi pada Pilkada Jateng? Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," imbuh dia.
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
Jokowi menerangkan, prospek cerah pertumbuhan ekonomi domestik tercermin dari berbagai indikator. Antara lain melesatnya penerimaan negara baik dari sektor perpajakan maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Selain itu, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November 2021 mampu berada di level 53,9. Level tersebut mengindikasikan kinerja manufaktur domestik dalam skala ekspansif.
"Dilihat dari berbagai indikator itu pertumbuhan ekonomi diperkirakan pada kuartal keempat (2021) akan jauh lebih kuat dari kuartal ketiga yang sangat dipengaruhi Delta varian," tekannya.
Meski begitu, dia meminta semua pihak untuk tetap disiplin protokol kesehatan dalam berbagai aktivitas sosial maupun ekonomi. Menyusul penyebaran varian virus Corona jenis baru, yakni Omicron yang tengah menghebohkan dunia.
"Karena varian Omicron lebih mudah menular," pungkas Jokowi.
IMF Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Turun
Deputi Pertama Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Geoffrey Okamoto mengatakan, pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan sebesar 4,9 persen pada 2022 masih akan berpotensi turun akibat varian COVID-19 baru Omicron.
"Kami memproyeksikan pertumbuhan global menjadi 5,9 persen pada 2021 dan menurun menjadi 4,9 persen tahun depan. Saya pikir penting untuk menegaskan bahwa masih ada risiko penurunan," katanya dalam Media Briefing Bersama IMF di Nusa Dua, Bali, dikutip Antara, Jumat (10/12).
Pada Oktober 2021, IMF merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2021 sebesar 5,9 persen atau lebih rendah 0,1 persen dari perkiraan yang diumumkan pada Juli lalu. Penurunan proyeksi tersebut seiring adanya penurunan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2021 akibat merebaknya kasus positif varian Delta di seluruh dunia.
Di sisi lain, adanya varian baru Omicron sekaligus gangguan rantai pasok kembali menekan kegiatan perekonomian yang mulai pulih pada kuartal IV 2021, sehingga berimplikasi pada ekonomi tahun depan.
Menurutnya, krisis ini akan memiliki dampak berkepanjangan atau scarring effect yang bertahan lama pada ekonomi dan kelompok rentan mengingat varian Omicron menciptakan ketidakpastian COVID-19 menjadi lebih agresif.
Terlebih lagi, krisis akan semakin dalam seiring adanya tekanan inflasi yang dapat menyebabkan pengetatan kebijakan moneter secara lebih cepat dari perkiraan di negara maju. Tekanan inflasi dan pengetatan kebijakan moneter ini akan memperketat kondisi keuangan global dengan beberapa potensi limpahan di emerging market dan negara berkembang.
(mdk/ags)