Produksi Karet Nasional Capai 3,3 Juta Ton Tapi Harga Masih Tertekan
Wakil ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri, Johnny Darmawan mendorong agar penyerapan karet dan biji karet untuk industri bisa ditingkatkan. Hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Wakil ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri, Johnny Darmawan mendorong agar penyerapan karet dan biji karet untuk industri bisa ditingkatkan. Hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Dia menjelaskan, penyerapan karet untuk industri ban baru mencapai 70 persen. Selain itu, harga karet dalam lima tahun terakhir, terus mengalami tekanan sehingga tidak menguntungkan untuk petani.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Produk apa yang dihasilkan Desa Kemudo dari pengolahan limbah industri? “Kami mencoba melihat potensi yang ada di Desa Kemudo, yakni dengan adanya limbah kering dari industri,” kata Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto, kepada Merdeka.com baru-baru ini.
-
Kapan Balai Yasa Madiun diserahterimakan ke PT Industri Kereta Api? Pada tahun 1981, Balai Yasa Madiun diserah terima dari Perusahan Jawatan Kereta Api (PJKA) ke PT Industri Kereta Api (Persero).
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Apa yang terjadi di Pabrik Mainan Kader? Pada 10 Mei 1993, terjadi kebakaran hebat di sebuah pabrik mainan di Thailand. Pabrik tersebut bernama pabrik Kader Industrial (Thailand) Co. Ltd. yang berlokasi di Provinsi Nakhon Pathom Thailand. Peristiwa kebakaran ini dianggap sebagai kebakaran industri pabrik terburuk dalam sejarah dunia, sebab menewaskan 188 orang dan melukai 469 orang lainnya.
Padahal, produksi karet nasional dalam lima tahun terakhir cukup besar, yakni di atas 3,3 juta ton. Dengan demikian, pihaknya bekerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) untuk mendorong penyerapan bahan bakar nabati berbasis karet.
"Saat ini harus dicarikan solusi karena petani mengalami kesulitan penjualan dan kesulitan meningkatkan harga karet. Agar petani tidak tambah rugi maka harus ada upaya lain untuk meningkatkan ketahanan para petani melalui pemanfaatan karet dan biji karet sebagai bahan baku bahan bakar nabati selain kelapa sawit," kata Johnny di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (20/1).
Untuk mewujudkan keberlangsungan industri berbasis karet, maka diperlukan dukungan dan kerjasama dari Pemerintah, yakni terkait konsistensi terhadap kebijakan hilirisasi hasil perkebunan (karet) menjadi produk yang bernilai tambah, di antaranya pengembangan bahan bakar nabati berbasis karet dan pemanfaatannya di dalam negeri sebagai bahan bauran energi yang berdaya saing.
Ketua APBI Azis Pane mengatakan, karet termasuk tanaman perkebunan non pangan yang produksinya sudah surplus tetapi belum semua terserap oleh pasar. "Karet juga termasuk kategori tanaman bioenergi multi guna, yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi bahan baku bahan bakar nabati, dengan dukungan kebijakan pemerintah yang telah mencukupi," jelasnya.
Selain itu, potensi pemanfaatan karet di luar industri ban juga semakin terbuka lebar, pasca terbitnya beberapa kebijakan terkait penggunaan energi alternatif, pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk jenis diesel solar, seperti bahan baku campuran aspal, bantalan Jembatan serta berpotensi untuk pemanfaatan bahan bakar nabati.
Pengembangan Bahan Bakar Berbasis Karet
Kadin Indonesia bekerjasama dengan APBI untuk mendukung penerapan teknologi bahan bakar nabati dari karet alam sebagai alternatif energi bahan bakar selain kelapa sawit. Di mana, minyak pada biji karet bisa dimanfaatkan sebagai kandungan bahan bakar.
"Saya mendukung bahwa kita mencari energi alternatif, saya juga kaget karet bisa digunakan jadi bahan bakar. Potensinya juga tinggi banget, cukup besar, dan kita melihat tingginya kandungan minyak di biji lateks. Banyak sekali yang bisa dimanfaatkan, 1 hektar bisa ditanami 400 pohon karet, yang menghasilkan 5050 biji karet," kata Johnny di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (20/1).
Dia melanjutkan, dalam industri karet, hasil utama yang diambil dari tanaman karet adalah lateks. Sementara biji karet masih belum dimanfaatkan, malahan dibuang sebagai limbah. "Padahal dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar nabati yang potensial untuk dikembangkan secara teknis maupun keenomiannya," ujarnya.
Menurutnya, dengan kemajuan teknologi saat ini, sebenarnya bisa dibuat apa saja untuk menggantikan bahan bakar selain kelapa sawit. Dia pun berharap bisa menghasilkan rekomendasi yang komprehensif, dari penerapan bahan bakar berbasis karet ini.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia, Pada 2019, total produksi mencapai 3,55 juta ton/tahun, dan seluruh area perkebunan karet Indonesia mencapai 3,4 juta hektar.
Reporter Magang : Nurul Fajriyah
(mdk/azz)