PTDI targetkan jual 200 pesawat Nurtanio ke seluruh dunia
Dia mencontohkan, dari 394 kebutuhan pesawat perintis di Amerika Latin, PT Dirgantara Indonesia menargetkan mampu menjual empat unit. Di kawasan Afrika, pihaknya memprediksi kebutuhannya mencapai 370 unit dan menargetkan bisa menjual tujuh unit.
Pesawat Nurtanio (N219) menyasar pasar kawasan Amerika Latin, Afrika, dan sejumlah wilayah Asia. Diprediksi kebutuhan dunia pada pesawat dengan jenis serupa seperti N219 sebanyak 2.000 unit.
Kepala Divisi Penjualan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Ade Yuyu Wahyuna, mengatakan karakteristik N219 memang diciptakan untuk beroperasi di bandara kecil yang wilayahnya berbukit.
-
Apa yang terjadi pada pesawat yang diterbangkan oleh Narine Melkumjan? Saat dia mulai bermanuver memiringkan pesawat, tiba-tiba kanopi yang menjaganya dari embusan angin yang kencang terbuka dan pecah. Dia kemudian membagikan video yang merekam detik-detik menegangkan itu di akun X @NarineMelkumjan miliknya.
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Di mana pesawat Merpati MZ-171 dibajak? Pesawat ini lepas landas dari Bandara Sam Ratulangi Manado. Saat berada di atas langit Pekalongan, sang pembajak ini memaksa untuk masuk ke ruang kemudi setelah berhasil mengancam sang kapten yaitu Soleh Sukarnapradja.
-
Dimana pesawat nirawak baru TNI AU bisa diterbangkan? "Kita bisa menerbangkan dari luar area yang ingin kita pantau misalnya di Papua atau di daerah mana, kita bisa menerbangkan dari luar Papua," kata dia.
-
Bagaimana pesawat nirawak baru milik TNI AU bisa digunakan untuk pertempuran? Tonny Harjono usai acara HUT ke-78 TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, menjelaskan pesawat terbang tanpa awak itu berteknologi satelit sehingga mampu mendukung pertempuran "beyond visual range" (BVR) atau pertempuran udara jarak jauh.
-
Pesawat apa yang digunakan oleh TNI AU untuk menyerang markas Belanda di Ambarawa dan Salatiga? Pada tanggal 29 Juli 1947, TNI AU menyerang markas Belanda di kota Ambarawa dan Salatiga. Pesawat Cureng diterbangkan oleh Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutardjo Sigit.
"Dari prediksi 2.000 kebutuhan dari pesawat sejenis, N219 ditargetkan mampu memenuhi 200 diantaranya," katanya di Bandung, Jumat (2/2).
Dia mencontohkan, dari 394 kebutuhan pesawat perintis di Amerika Latin, PT Dirgantara Indonesia menargetkan mampu menjual empat unit.
Di kawasan Afrika, pihaknya memprediksi kebutuhannya mencapai 370 unit dan menargetkan bisa menjual tujuh unit. Di Asia ditargetkan bisa terjual dua unit dari 55 kebutuhan. Sementara, di dalam negeri sendiri, PTDI menargetkan menjual lima dari 96 kebutuhan pesawat.
"Kapasitas produksinya juga bisa terus meningkat. Ke depan, PTDI berencana membuat 50 unit setiap tahunnya."
Adapun hambatan dari rencana tersebut ialah dari segi harga. N219 diakui masih mahal dibandingkan pesaingnya. Satu unit N219 dijual dengan USD 6 juta.
Harga jual yang lebih mahal itu disebabkan regulasi yang diterapkan pemerintah di dalam negeri. Jika menjual produksi, PT Dirgantara Indonesia akan dikenai banyak pajak oleh pemerintah. Sementara pesawat dari luar masuk ke Indonesia, bebas dari hal-hal yang memberatkan seperti cukai dan lain-lain.
"Seharusnya sebagai kawasan berikat, PT Dirgantara Indonesia harus dibebaskan dari hal-hal seperti itu. Selain itu, kami belum memeroleh pembiayaan bank yang maksimal terkait pemasaran hasil karyanya itu," ucapnya.
"Kita sekarang bicara di eximbank atau LPEI, dengan bank untuk bikin pembicaraan sindikasi bank. Bukan sekedar komersialisasi menjual, tapi memroduksi," katanya.
Bantuan semua elemen dalam negeri ini, lanjutnya, sangat diperlukan karena sekarang pihaknya tengah gencar merambah bisnis pesawat komersial. Selama ini, pihaknya hanya berkonsentrasi memenuhi kebutuhan militer. "Bagaimana pun perusahaan tidak sustain kalau dari militer," katanya.
Selain itu, pesawat Nurtanio masih membutuhkan waktu yang panjang untuk melengkapi persyaratan sertifikasi. Sejauh ini, pesawat berwarna putih itu masih membukukan 17 jam terbang dari 300 jam yang disyaratkan.
Tenaga Ahli PT Dirgantara Indonesia Andi Alisjahbana mengatakan, 17 jam terbang itu ditempuh dari 15 kali uji terbang yang dilakukan PTDI di sekitar landasan Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung.
Untuk mecapai jam terbang yang disyaratkan, PTDI akan membuat prototype pesawat N219 lain. Pihaknya menargetkan jam terbang pesawat karya anak bangsa itu bisa terpenuhi di 2018.
Saat ini, pembuatan prototype masih berjalan dan direncanakan bisa rampung di Februari ini. "Jadi nantinya jam terbang dibagi dua agar lebih cepat," ungkap dia.
Dia menjelaskan, proses sertifikasi tak hanya meliputi uji terbang 300 jam, namun harus memenuhi pula aspek keselamatan. Jadi, jika ada yang kurang baik, maka harus diperbaiki.
Sejauh ini, dukungan pemerintah cukup besar dalam mempercepat proses sertifikasi pesawat perintis tersebut. Tim dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub terus mengawal proses sertifikasi.
"Mereka mendampingi kami siang dan malam untuk mempercepat proses sertifikasi ini," pungkasnya.
Baca juga:
Menhub Budi terkesan pesawat Nurtanio buatan anak bangsa
Rini sebut pesawat Nurtanio bisa dijual 2019, harap segera layani penerbangan Papua
2017, Pesawat Nurtanio 100 persen karya anak bangsa resmi mengudara
Kumpulan berita menarik seputar ekonomi di tahun 2017
DPR usul suntik dana kembangkan pesawat Nurtanio lewat APBN-P 2018
Pemerintah incar pasar Amerika Selatan jual pesawat Nurtanio
Menperin: Pengembangan pesawat N219 sejalan dengan program Nawacita