Putus asa tak dapat kerja, Erick kini bisa hasilkan Rp 30 juta
Erick saat ini membutuhkan pekerja sekitar 25 orang yang diakuinya justru sulit didapat.
Salah satu pengusaha sepeda rakitan asal Palembang, Erick Litus Kaharudin mengaku saat ini dirinya telah mampu mencetak penghasilan Rp 30 juta per bulan. Padahal awalnya dia sempat putus asa karena tak kunjung dapat kerja usai lulus sarjana.
Pria lulusan sarjana hukum universitas sriwijaya tahun 2008 ini menggeluti usaha perakitan sepeda sejak tahun 2010. Erick nekat dengan modal Rp 40 juta membuka usaha tersebut. Usaha itu pun karena hobi dirinya sejak jaman kuliah yang kerap melakukan modifikasi sepeda motor.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang di dorong oleh Puteri Komarudin kepada pelaku UMKM? “Kita masih punya celah yang perlu dipersempit. Makanya, kami harapkan bimbingan teknis (bimtek) ini bisa semakin mendorong pelaku UMKM beralih ke arah digital. Hal ini karena digitalisasi akan membantu pelaku UMKM untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus, akan mempermudah sistem pembayarannya karena penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar),” ungkap Puteri dalam Pembukaan Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, Senin (4/12).
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Kapan Disperindagkop UKM Paser meninjau pengerjaan pasar? Seperti yang dilakukan pada Selasa (14/11/2023).
-
Kenapa KM Umsini terbakar? Sumber api pertama kali diketahui pada pukul 04.20 WITA yang diduga berasal dari motor bantu yang ada di ruang mesin.
-
Bagaimana KM Soneta tenggelam? Saat kejadian kondisi ombak sedang besar setinggi 2,5 meter dengan angin kencang dan arus deras. Sebanyak sembilan ABK yang terombang ambing diselamatkan oleh kapal KM Bintang Barokah yang sedang melintas.
"Dulu kuliah saya hobi modifikasi motor, bahkan saya buka bengkel khusus untuk modifikasi motor tahun 2008. Tapi dua tahun kemudian saya tutup dan beralih ke hand made sepeda," jelasnya saat ditemui merdeka.com dalam acara mandiri wirausaha muda di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (19/1).
Ide membuat sepeda muncul saat dirinya melihat sepeda laris dipakai di kota-kota besar. Lantas tanpa pikir panjang, ide tersebut langsung di realisasikan.
"Pada saat dulu ngelamar kerja enggak keterima-terima terus lihat di kota-kota gede anak-anak main sepeda, ya saya mikir sepeda kayaknya gampang," ucapnya.
Untuk merakit sepeda, Erik mengambil spare part langsung dari China. Saat ini di showroom kecil yang berlokasi di Palembang, Erick telah memiliki tenaga kerja sebanyak 7 orang.
Anehnya, tujuh orang pegawainya tersebut lulusan SMP dan SMA. Ketujuh pegawai tersebut diberikan gaji rata-rata satu bulan Rp 3 juta.
Erick mengaku sejauh ini kesulitan dalam mencari pegawai. Pasalnya, jenis usahanya membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki skill (kemampuan) khusus dalam merakit sepeda. Dia memerlukan setidaknya tambahan pekerja sebanyak 25 orang.
"Banyak yang bilang kan cari kerjaan sekarang susah, tapi saya sebagai pengusaha justru kesusahan cari pegawai. Karena saya memang membutuhkan orang-orang yang memiliki skill," ujar Erick.
Sepeda rakitannya dinamainya Litus yang mana merupakan akronim dari Lima Agustus. Setiap tahunnya, Erick mampu meraup omzet sebesar Rp 380 juta.
Sepedanya, dia jual pada harga dari Rp 2 juta hingga Rp 5,5 juta. Pangsa pasar hasil produknya masih dalam negeri.
"Ini litus diambil dari nama tengah saya, itu artinya lima agustus, hari dan bulan lahir saya," kata pria yang pernah meraih penghargaan juara tiga se-Asia untuk lomba pembuatan Monowil (Motor dalam roda) ini.
(mdk/bim)