Resmi Terbentuk, Apa Saja Keuntungan yang Bisa Diperoleh dari Holding Ultra Mikro?
Begini keuntungannya.
Sebuah tonggak sejarah baru terbentuk pada 13 September 2021. Hal itulah yang diungkapkan oleh Erick Thohir selaku Menteri BUMN. Pasalnya, di hari tersebut Holding Ultra Mikro resmi dibentuk. Hal ini ditandai dengan penandatangan Akta Inbreng saham pemerintah pada Pegadaian dan PNM sebagai penyertaan modal negara kepada BRI selaku induk holding di Jakarta.
Penandatanganan itu pun menjadi tahap akhir pembentukan Holding Ultra Mikro setelah rangkaian proses dilakukan dalam kurun waktu setahun terakhir. Adapun Holding Ultra Mikro melibatkan tiga entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
-
Kapan asset under management BRI meningkat secara signifikan? Sepanjang semester I-2023, dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) tumbuh 20,42% secara tahunan atau year-on-year (YoY), dengan peningkatan jumlah nasabah mencapai sebesar 19,84% yoy di periode tersebut.
-
Apa yang dilakukan BRI untuk membantu pelaku usaha mikro dan ultra mikro? Sejak dibentuk pada September 2021 lalu, total kredit yang disalurkan kepada pelaku usaha mikro dan ultra mikro per Kuartal I-2024 mencapai Rp 622,6 triliun. Jumlah tersebut kurang lebih telah menyentuh 47,6% dari total pembiayaan BRI dengan jumlah nasabah 36,8 juta.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.
-
Bagaimana BRI Group berhasil mempertahankan gelar sebagai bank investasi terbaik? Terkait pencapaian tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan BRI Group terus bertumbuh di tengah kondisi ekonomi yang bergejolak. Hal tersebut, lanjut dia, menunjukkan bahwa BRI berhasil memberi makna kepada seluruh stakeholders-nya melalui penciptaan economic dan social value.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
"Saya berterima kasih atas komitmen tiga BUMN mewujudkan Holding Ultra Mikro dan ini merupakan momentum kebangkitan ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga kerja," ungkap Erick.
Lantas, keuntungan apa saja yang bisa diperoleh dari terbentuknya Holding Ultra Mikro ini sendiri?
Erick menyebutkan jika Holding Ultra Mikro akan memberikan berbagai kemudahan dan biaya pinjaman dana yang lebih murah dengan jangkauan yang lebih luas, pendalaman layanan, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
"Tentunya pemerintah secara keseluruhan memiliki solusi besar untuk menunjukkan keberpihakan kepada sektor ultra mikro. Ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia Maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultra mikro, melalui penguatan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan berkualitas, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kualitas SDM terutama pengusaha Ultra Mikro dengan pemberdayaan melalui holding ini," tegas Erick.
Perseroan Akan Memiliki Model Bisnis yang Lebih Kuat
Lebih lanjut, Erick menjelaskan jika kehadiran Holding Ultra Mikro akan memperkuat model bisnis masing-masing perseroan. Menurutnya, BRI, Pegadaian dan PNM akan saling melengkapi memberikan layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro.
"Kehadiran Holding Ultra Mikro akan meningkatkan pemberdayaan dan menyediakan pembiayaan yang lebih lengkap dan lebih murah, karena itu salah satu tujuan dari hadirnya Holding UMi melalui sinergi ketiga BUMN. Melalui co-location jejaring layanan BRI ke depan akan dilengkapi pula dengan loket untuk Pegadaian, maupun pos para account officer (AO) dari PNM Mekaar. Bahkan melalui berbagai simulasi, co-location mampu mencatatkan efisiensi karena menekan biaya operasional dan biaya dana (cost of fund)," ujarnya.
Melahirkan Ekosistem Ultra Mikro dengan Layanan Keuangan yang Terintegrasi
Selain Menteri BUMN, acara penandatanganan juga dihadiri oleh Direktur Utama BRI Sunarso. Menurutnya Holding Ultra Mikro akan menghasilkan lembaga pemberdayaan mikro termasuk ultra mikro terbesar yang memiliki ekosistem keuangan terlengkap. Ekosistem ultra mikro yang dibangun berdasarkan sinergi model bisnis BRI, Pegadaian, dan PNM akan mampu memberikan layanan keuangan yang terintegrasi bagi pelaku usaha di segmen tersebut.
"Mulai dengan fase Empower di mana PNM melalui model bisnis Group Lending-nya memberikan program pemberdayaan kepada nasabah yang unfeasible dan unbanked untuk menjadi pengusaha ultra mikro yang lebih independen. Selanjutnya, pada fase Integrate, saat nasabah PNM sudah menjadi feasible dengan kapasitas bisnis yang meningkat, dapat ditawarkan produk Ultra Mikro BRI dan Pegadaian. Tujuan akhir dari Integrated Journey dalam Ekosistem Ultra Mikro ini adalah fase Upgrade, dimana nasabah UMi telah berkembang menjadi pengusaha dengan kapasitas bisnis yang lebih matang dan siap naik kelas ke segmen Mikro," ujar Sunarso.
Dari segi bisnis, Sunarso Holding Ultra Mikro juga tak kalah potensial. Dari data yang dimiliki pihaknya, usaha ultra mikro yang membutuhkan pendanaan tambahan mencapai 45 juta nasabah pada 2018. Dari jumlah itu, yang sudah tersentuh lembaga keuangan formal baru sekitar 15 juta nasabah.
"Pembentukan ekosistem ultra mikro akan memperkuat perjalanan BRI dalam mencapai aspirasi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion, dan terus memberikan value berkelanjutan bagi seluruh stakeholders," imbuhnya.
Memberikan Kemudahan Bagi Para Pelaku Usaha Ultra Mikro
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto yang juga menghadiri acara penandatanganan tersebut juga menyampaikan jika sinergi ekosistem Ultra Mikro yang terbentuk karena holding, akan memberikan akses layanan keuangan yang lebih luas dan lebih mudah kepada pelaku usaha di segmen tersebut. Pegadaian akan melanjutkan peran pemberdayaan PNM melalui akses produk berbasis gadai dan layanan keuangan lainnya yang lebih luas kepada nasabah ultra mikro yang feasible dan bankable sehingga naik kelas.
Menariknya, Direktur Utama Permodalan Nasional Madani Arief Mulyadi yang juga turut hadir, turut menambahkan jika ketiga entitas sudah melakukan integrasi terutama dalam sumber daya, infrastruktur dan data. Arief juga optimistis ke depan sinergi dan penguatan ekosistem UMi melalui holding akan semakin terakselerasi. Selain sebagai pemacu pertumbuhan, holding UMi ini akan memberikan nilai tambah untuk nasabah.
Meski begitu, milestone bersejarah bagi UMKM ini tidak mengubah porsi kepemilikan pemerintah atas saham pengendali di BRI. Di sisi lain, setelah holding terbentuk, negara tetap memiliki satu lembar saham merah putih seri A atau golden share di Pegadaian dan PNM. Tercapainya sinergi ultra mikro ini tak lepas dari dukungan pemerintah, termasuk di antaranya regulator, parlemen, dan pemegang saham serta seluruh manajemen dan karyawan dari ketiga entitas holding.
Sebelumnya pembentukan Holding Ultra Mikro telah mendapat persetujuan dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan pada 5 Februari 2021, Ketua Komite Privatisasi pada 17 Februari 2021, dukungan dari parlemen yakni Komisi XI dan Komisi VI DPR RI pada 16 Maret & 18 Maret 2021, dan telah diikuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) No 73/2021 tentang Penyertaan Modal Negara (PMN) BRI tanggal 2 Juli 2021. Holding juga didukung pula dengan Keputusan Menteri Keuangan tentang nilai PMN BRI pada 16 Juli 2021, persetujuan dari RUPS-LB BRI pada 22 Juli 2021, serta persetujuan OJK Bank serta OJK Pasar Modal pada 24 dan 30 Agustus 2021.
Selain Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir, Direktur Utama BRI Sunarso, Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, dan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi, acara penandatanganan juga dihadiri Wakil Direktur Utama BRI yang sekaligus sebagai Ketua PMO (Project Management Office) Tim Privatisasi BRI Catur Budi Harto.
Catur berharap terbentuknya Holding Ultra Mikro ini bisa memberikan manfaat besar bagi banyak pihak, khususnya para pelaku usaha ultra mikro dan pelaku UMKM. "Dengan ditandatanganinya akta inbreng ini, kami persembahkan Holding Ultra Mikro ini khususnya untuk pelaku usaha ultra mikro dan umumnya bagi pelaku UMKM yang merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional," pungkasnya.
(mdk/tmi)