Respons BEI Soal Ramai Isu Delisting
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan seluruh emiten dari berbagai sektor di pasar modal agar bisa terus sustain ke depan.
Kabar penghapusan pencatatan saham (delisting) oleh beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini tengah ramai diberitakan dalam waktu dekat. Pasca PT Sekawan Intipratama Tbk dan PT Grahamas Citrawisata yang telah delisting sebelum September, tiga emiten lainnya diisukan bakal ikut meninggalkan pasar modal.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan seluruh emiten dari berbagai sektor di pasar modal agar bisa terus sustain ke depan.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kapan Pasar Benhil mulai ramai dikunjungi? Pasar ini mulai ramai sejak pukul 15:00 WIB sore, hingga berakhir sekitar pukul 19:00 WIB.
-
Di mana Pasar Benhil berlokasi? Sesuai namanya, pasar ini bermula dari sebuah pintu air yang membantu sirkulasi air di Jakarta untuk menjaga ketersediaan air.
-
Apa yang diresmikan Jokowi di BEI? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
"Perusahaan apapun, saya enggak lihat sektornya, kita pro ke semua sektor. Jadi kondisi seperti bagaimana pun, kondisi semua sektor tuh harus di-grooming oleh bursa. Apalagi, yang memang ke depan itu strategis," jelas dia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (17/9).
Dia menyatakan, keputusan untuk menjadi perusahaan tercatat atau keluar itu merupakan wewenang strategis dari masing-masing emiten. "Kita sampaikan bahwa opportunity-nya banyak ke depan buat mereka. Tapi kan mereka memiliki pertimbangan lain, karena secara umum mereka juga bagian dari struktur yang sifatnya global," ujar dia.
Setelah itu, BEI tidak bisa menahan kehendak setiap perusahaan tercatat untuk melakukan delisting. Namun, BEI disebutnya siap menerima jika mereka mau kembali lagi ke pasar modal.
"Intinya kita sudah sampaikan, banyak hal yang akan kita gagas ke depan, dan banyak benefitnya. Sekali lagi, yang kita pastikan adalah diskusi pasti ada. Tapi kan kita enggak bisa juga intervensi. Ibarat rumah tangga sendiri," tuturnya.
Saat ditanya perusahaan tercatat mana lagi yang bakal delisting dalam waktu dekat, Nyoman belum bisa menjawabnya. Dia mengatakan, informasi itu baru bisa disampaikan jika pihak yang bersangkutan sudah menyampaikan surat resmi.
"Lihat saja nanti hasilnya. Kalau yang mau ngomong delisting saya enggak bisa sampaikan, kecuali dia menyampaikan surat. Yang bicara kemarin itu yang sudah menyampaikan surat," tandasnya.
Diketahui, tiga emiten lain yang dikabarkan ikut meninggalkan pasar modal, yakni PT Bara Jaya Internasional Tbk (ATPK), PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), dan PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD).
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Resmi IPO, Saham Telefast Indonesia Melonjak 50 Persen
IHSG Diramal Bakal Terkoreksi, Perhatikan Saham Ini
Resmi IPO, Saham Bhakti Agung Propertindo Naik 20 Persen
IHSG Menguat dan Kapitalisasi Pasar Melonjak di Pekan Kedua September
IHSG Diproyeksi ke Zona Hijau Usai Meredanya Tensi Perang Dagang
Suku Bunga Turun, Analis Prediksi Saham BTN Terus Menguat