Riset: Bank di ASEAN Terancam Kehilangan Pendapatan USD 5 Miliar di 2025
Sebanyak 14,3 persen dari pendapatan pembayaran perbankan di Asia Tenggara atau setara USD 5 miliar akan tergeser oleh pertumbuhan pembayaran digital dan persaingan dari non-bank. Ini disebabkan pembayaran digital menjadi jauh lebih instan, tidak terlihat dan gratis.
Riset Accenture yang dipublikasikan pada 7 November 2019 bertajuk 'Survei Pembayaran Perbankan: Dua Cara untuk Menang' menyebut bahwa bisnis perbankan di Asia Tenggara terancam imbas perkembangan teknologi finansial (tekfin) atau pembayaran digital di masa mendatang.
Sebanyak 14,3 persen dari pendapatan pembayaran perbankan di Asia Tenggara atau setara USD 5 miliar akan tergeser oleh pertumbuhan pembayaran digital dan persaingan dari non-bank. Ini disebabkan pembayaran digital menjadi jauh lebih instan, tidak terlihat dan gratis.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Di mana Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya berada? Perpustakaan ini terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Taman Mayangkara, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
-
Kenapa KTT ASEAN digelar di Jakarta? KTT yang akan diselenggarakan di Jakarta tersebut menjadi momen penting bagi Indonesia sebagai tuan rumah untuk memfasilitasi dialog dan kerjasama antara pemimpin negara anggota.
-
Apa saja peran penting De Javasche Bank di Cirebon? Setelah diresmikan, bank ini menjalankan fungsinya sebagai pengedar uang, penjamin para pengusaha dengan emas sampai pendanaan bagi warga yang membutuhkan.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
Laporan ini menemukan bahwa pendapatan pembayaran di wilayah tersebut kemungkinan akan tumbuh 6,1 persen secara tahunan, dari semula USD 26 miliar di 2019 menjadi USD 37 miliar pada tahun 2025.
Bank yang mengubah model bisnis mereka dengan mengadopsi teknologi terbaru dan fokus pada penyediaan layanan bernilai tambah akan memperoleh untung, yaitu mendapatkan bagian dari pertumbuhan pendapatan tambahan sebesar USD 11 miliar.
Laporan ini didasarkan pada model analisis risiko pendapatan yang dikembangkan Accenture untuk mengukur tren dalam cara konsumen membayar dan memproyeksikan perubahan dalam perilaku pedagang, teknologi, dan regulasi.
Penelitian ini dilengkapi dengan survei terhadap 240 eksekutif pembayaran di bank-bank di 22 negara untuk menentukan bagaimana mereka berencana untuk memitigasi dan memanfaatkan gangguan pembayaran untuk menumbuhkan loyalitas pelanggan, pendapatan, dan profitabilitas.
"Dunia pembayaran instan, tak terlihat dan gratis ada di sini untuk tetap merapatkan margin lebih jauh pada bisnis yang sudah merasakan banyak tekanan dari persaingan baru, khususnya di Asia Tenggara dengan proliferasi dompet elektronik," kata Divyesh Vithlani yang memimpin praktik Jasa Keuangan Accenture di ASEAN.
Bank Akan Hadapi Tekanan Lebih Dahsyat
Survei ini juga menjelaskan, dalam enam tahun ke depan, bank di ASEAN akan menghadapi tekanan lebih lanjut pada pendapatan dari transaksi kartu dan biaya, dengan pembayaran gratis menempatkan 9,6 persen dari pendapatan pembayaran dalam risiko di wilayah tersebut.
Selain itu, persaingan dari non-bank dalam pembayaran tidak terlihat, di mana pembayaran diselesaikan dalam 'dompet virtual' pada aplikasi atau perangkat seluler akan menempatkan 3,1 persen dari pendapatan bank dalam risiko.
Perpindahan kartu dengan pembayaran instan, di mana dana diselesaikan dan ditransfer secara real-time dan bank tidak menghasilkan bunga, diproyeksikan akan menempatkan tambahan 1,7 persen dari pendapatan pembayaran dalam risiko.
"Pasar pembayaran sedang booming dan ada peluang bernilai miliaran dolar bagi mereka yang mau berinvestasi dalam teknologi dan model bisnis baru berdasarkan lanskap digital baru di masa depan. Bank-bank yang tertinggal di belakang risiko terdegradasi ke saluran pembayaran," pungkas dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)