Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.346 per USD, Ini Faktor Pemicunya
Rupiah ditutup menguat enam poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.346 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.352 per USD.
Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan menguat seiring aksi tunggu pasar menanti rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Rupiah ditutup menguat enam poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.346 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.352 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Seminggu ini pasar cenderung sideline wait and see menjelang data-data besar seperti data tenaga kerja non-farm payroll AS pekan depan serta antisipasi akan sanksi tambahan dari perang di Ukraina," kata Analis DCFX Futures, Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Jumat (25/3).
Sementara itu, terkait bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang mengindikasikan akan menaikkan suku bunga dengan lebih agresif, relatif sudah diantisipasi oleh pelaku pasar.
"Saya lihat untuk faktor rate hike cycle The Fed untuk sementara sudah di-price in oleh pasar. Fundamental domestik masih solid seperti CAD, trade balance, FDI, COVID-19 yang menurun, dan lainnya," ujar Lukman.
Data ekonomi di pasar tenaga kerja AS membantu ekspektasi kuat The Fed akan lebih agresif dalam mengambil langkah-langkah untuk mengekang inflasi.
Klaim pengangguran awal mingguan turun ke 187.000 klaim pada minggu lalu, level terendah sejak September 1969 dan di bawah perkiraan 212.000 klaim.
Pembukaan Rupiah
Data tersebut dan komentar terbaru dari pejabat The Fed telah memperkuat pandangan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih dari 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan berikutnya pada Mei mendatang.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.347 per USD. Sepanjang hari, rRupiah bergerak di kisaran Rp14.334 per USD hingga Rp14.3855 per USD.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp14.341 per USD dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.361 per USD.
(mdk/idr)