Rupiah makin keok, industri mamin pangkas jam kerja karyawan
"Saya belum dengar (PHK), tapi pengurangan jam kerja sudah mulai terjadi."
Industri makanan dan minuman (mamin) mulai teriak menghadapi kondisi nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang sudah menyentuh level Rp 14.700 per USD. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan, sisi permodalan dari pelaku industri mamin sudah mulai terusik dan tergerus.
Pengusaha mamin kesulitan karena mahalnya bahan baku impor sebagai dampak melemahnya Rupiah. Sementara harga jual produk tidak bisa dinaikkan lantaran daya beli masyarakat yang kini sedang rendah.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Kenapa Pejuang Rupiah harus bekerja keras? "Tidak ada di dunia ini yang diberikan kepadamu. Kamu harus keluar dan mendapatkannya! Tidak ada yang mengatakan itu akan mudah, tetapi kerja keras selalu terbayar."
-
Siapa yang dikabarkan sebagai calon Menteri Keuangan di pemerintahan Prabowo? Prabowo didampingi sejumlah pejabat, yang salah satunya dikabarkan sebagai calon menteri keuangan.
-
Kenapa diklaim bahwa PKB menolak uang Rp4 triliun? Uang bernilai fantastis itu disebut agar Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mundur dari posisinya selaku calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
"Jadi perusahaan mengefisienkan diri juga memanage margin. Kita melihat beberapa perusahaan sudah teriak karena bottom line sudah mulai tergerus. Ini yang harus hati-hati," kata Adhi di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (25/9).
Meski belum ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara nyata, namun perusahaan-perusahaan mamin sudah mulai mengurangi jam kerja karyawan.
"Saya belum dengar (PHK), tapi pengurangan jam kerja sudah mulai terjadi. Sebagian pengurangan jam kerja, jam lembur dikurangi bergilir shift. Pendapatan dari karyawan berkurang. Kalai di PHK belum ada, tapi kalau kecil-kecilan sudah terjadi," ungkap Adhi.
Adhi mengakui, kondisi industri mamin berbeda dengan sektor lain seperti garmen atau industri sepatu yang sudah banyak melakukan PHK. Namun demikian, GAPMMI masih akan terus mendata kondisi terkini dari pelaku industri.
"Beda dengan di sektor lain sudah terjadi di garmen, sepatu dan lain-lain. Kita lagi mendata, minggu lalu sudah ada yang kurangi jam kerja, sudah dikurangi tapi besar-besaran," ucapnya.
Meski diyakini bahwa pelaku industri mamin masih bisa bertahan hingga akhir tahun, namun diharapkan kondisi ini tidak berlanjut lebih lama.
"Jadi saya harapkan tidak terus menerus. Teman-teman semua bisa bertahan sampai akhir tahun. Berharap ke depan bisa lebih baik lagi," tuturnya.
Baca juga:
Rupiah di atas Rp 14.500 per USD, industri mamin teriak kesulitan
Menko Darmin: Paket kebijakan I kebanyakan, kita saja tak ingat
Saat nilai tukar Rp 15.000/USD, pengusaha akan naikkan harga makanan
Pemerintah berencana keluarkan paket kebijakan jilid II pekan depan
Belum adanya sentimen positif buat Rupiah kembali bergerak melemah