Rupiah tengah melemah, obligasi jangka pendek lebih dilirik
Executive Vice President Intermediary Business PT Schroder Investment Management Indonesia, Renny Raharja, mengatakan obligasi jangka pendek kini berpotensi menjadi pilihan. Imbal hasil obligasi di Indonesia saat ini untuk jangka waktu 10 tahun sebesar 7,8 persen. Imbal hasil obligasi bertenor setahun 7,4 persen.
Ketidakpastian ekonomi RI akibat sentimen global berpengaruh pada sektor investasi. Investor kini dinilai lebih tertarik pada surat utang (obligasi) berjangka pendek.
Executive Vice President Intermediary Business PT Schroder Investment Management Indonesia, Renny Raharja, mengatakan obligasi jangka pendek kini berpotensi menjadi pilihan.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana uang berperan dalam penimbunan kekayaan? Ini berarti menyimpan uang sama artinya dengan menyimpan kekayaan.
-
Apa yang perlu dilakukan untuk menghindari jebakan investasi? Tak banyak yang tahu, jika investasi memang termasuk salah satu cara menjadi miliarder tanpa modal besar paling efektif. Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati memilih instrumen investasi. Jangan mudah terjebak investasi spekulatif, yaitu jenis investasi dengan tawaran keuntungan terlalu besar dan cenderung tidak normal. Alih-alih untung, Anda justru berisiko terkena penipuan saat memilih instrumen investasi semacam ini.
-
Kenapa inflasi penting buat investor? “Itulah sebabnya pemahaman akan inflasi merupakan kunci dari perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan ekonomi yang efektif,” ujar Kar Yong Ang.
"Karena tekanan Rupiah belum mereda, investor lebih menginginkan imbal hasil (yield) yang lebih besar. Jadi obligasi jangka pendek bisa jadi option," tutur dia di Jakarta, Kamis (5/7).
Kata Renny, imbal hasil obligasi di Indonesia saat ini untuk jangka waktu 10 tahun sebesar 7,8 persen. Sementara itu, untuk imbal hasil obligasi bertenor setahun sebesar 7,4 persen.
"Mereka ingin yield lebih tinggi karena memperhitungkan aspek dari Rupiah ini nantinya kepada total return yang mereka harapkan. Mereka minta lebih tinggi karena tekanan Rupiah yang akan berdampak pada imbal hasil mereka," ujarnya.
Renny menambahkan hal ini seperti terlihat dari dana kelolaan oleh perseroan. Hingga akhir Juni 2018, perseroan mencatatkan dana kelola sebesar Rp 83,2 triliun.
"Ini tercermin dari reksadana yang dikelola Schroders Indonesia. Per akhir Juni 2018 Schroders Indonesia memiliki dana kelolaan sekitar Rp 83,2 triliun. Reksa dana yang menjaring paling banyak dana kelolaan adalah reksa dana campuran dan obligasi jangka pendek," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6
Baca juga:
BUMN sasar pasar modal cari suntikan dana pengembangan usaha
Kembangkan pelabuhan, Pelindo IV catatkan obligasi Rp 3 triliun
INDEF tuding keagresifan BI naikkan suku bunga acuan ganggu pertumbuhan ekonomi
Terbitkan obligasi, Pelindo IV incar dana segar Rp 3 triliun
Dafam Property terbitkan surat utang Rp 150 M di semester II, danai akuisisi 3 hotel
BPJSTK kelola dana Rp 321 T per Maret 2018, terbesar diinvestasikan di obligasi
BI ingatkan kenaikan peringkat utang RI momentum pengusaha cari pembiayaan