Salurkan program prioritas, KKP optimis Tulungagung jadi sentra budidaya perikanan
Melalui bantuan mesin pakan mandiri diharapkan dapat menekan biaya produksi usaha budidaya 40 persen-50 persen sehingga keuntungan pembudidaya juga dapat naik sebesar 40 persen-50 persen.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) salurkan berbagai bantuan program prioritas bagi pembudidaya ikan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (24/10). Kegiatan penyerahan bantuan sendiri dipusatkan di kawasan minapolitan Desa Gondosuli Kecamatan Gondang.
Hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Jenderal KKP Rifky E Hardijanto, Direktur
Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tulungagung Ir Tatang Suhartono, kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Jawa Timur Ir Riama serta Vice President of Public Relationship Bank
Mandiri Riche Airleny Agnesia.
Bantuan program prioritas yang diserahkan dalam kegiatan tersebut berupa 2 paket mesin gerakan pakan mandiri (gerpari) untuk 2 kelompok, 7 paket bantuan sarana budidaya untuk 7 kelompok, 5 ton pakan ikan gerpari untuk 5 kelompok, 40 ribu ekor benih gurame untuk 2 kelompok dan 5 ribu ekor benih Lele beserta pakan 450 kg, probiotik dan peralatan budidaya untuk 1 kelompok. Total ada 18 kelompok pembudidaya ikan yang menerima berbagai macam bantuan tersebut.
Berbagai bantuan tersebut ditujukan untuk peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya serta untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Khusus mesin pakan mandiri ditujukan untuk membantu masyarakat pembudidaya ikan agar dapat menekan tingginya biaya produksi akibat mahalnya harga pakan yang menjadi komponen utama dalam struktur biaya budidaya. Melalui bantuan mesin pakan mandiri diharapkan dapat menekan biaya produksi usaha budidaya 40 persen-50 persen sehingga keuntungan pembudidaya juga dapat naik sebesar 40 persen-50 persen.
Budidaya Lele misalnya dari keuntungan Rp 3.000/kg meningkat menjadi Rp 4.500 – 5.000/kg. Selain itu, dukungan sarana budidaya untuk kelompok diharapkan mampu meningkatkan kapasitas dan skala usaha kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) dan meningkatkan produksinya hingga 3-5 ton per/paket. Sedangkan bantuan pakan dan benih ikan diharapkan dapat membantu meringankan biaya produksi dan meningkatkan skala usaha.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal KKP Rifky E Hardijanto saat memberikan
sambutan dalam acara tersebut. Dia juga menyampaikan bahwa bantuan tersebut merupakan upaya dari KKP untuk memastikan potensi perikanan budidaya di Kabupaten Tulungagung yang begitu besar dapat dimanfaatkan secara optimal. Dengan begitu, dia optimis bahwa Kabupaten Tulungagung akan menjadi salah satu sentra utama perikanan budidaya.
Kabupaten Tulungagung diketahui telah berhasil mengembangkan setidaknya 4 komoditas utama ikan air tawar yaitu lele, patin, gurame dan berbagai macam jenis ikan hias. Kegiatan perikanan budidaya khususnya komoditas lele di pusatkan di kawasan
minapolitan Desa Gondosuli di areal pertambakan seluas 15,3 hektar. Sedangkan ikan patin dan hias banyak dikembangkan di Desa Bendiljati Wetan Kecamatan Sumbergempol.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tulungagung, Tatang Suhartono menyampaikan bahwa Setiap hari dari kawasan minapolitan ini setidaknya mampu diproduksi ikan lele sebanyak 12 ton. Ikan lele dari Kabupaten Tulungagung telah berhasil dipasarkan ke
berbagai kota di pulau Jawa seperti Surabaya, Malang, bahkan hingga kota-kota di Jawa
Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat.
"Kami menyambut baik berbagai dukungan program prioritas dari KKP untuk mendukung
pengembangan perikanan budidaya di Kabupaten Tulungagung, dengan begitu kami
berharap kegiatan perikanan budidaya di masyarakat semakin bergairah," ujarnya.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, di sela-sela panen lele dalam
rangkaian acara tersebut menyampaikan bahwa keluhan utama dari masyarakat pembudidaya ikan hampir sama yaitu mahalnya harga pakan. Program gerpari yang digalakkan oleh KKP ditujukan untuk menjawab persoalan tersebut.
"Kami terus mendorong agar masyarakat semakin kreatif untuk mencoba membuat pakan
secara mandiri dengan memanfaatkan ketersediaan berbagai bahan baku lokal. Dengan
begitu, persoalan biaya pakan dapat terpecahkan dan pendapatan masyarakat semakin
meningkat" tegas Slamet.
Pada tahun 2017 DJPB KKP memiliki program prioritas di antaranya yaitu 3 lokasi
Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT), 3 lokasi Karamba Jaring
Apung (KJA) Offshore, 203 paket Budidaya Lele Sistem Bioflok, 210 Ha Budidaya Ikan
Minapadi, 835 paket bantuan sarana budidaya, 200 paket mesin gerakan pakan mandiri
(Gerpari), 100 juta bantuan benih ikan dan berbagai dukungan lainnya. Bantuan yang
diterima pembudidaya ikan di Kabupaten Tulungagung merupakan bagian dari program
prioritas DJPB KKP ini.