SBY: Perlu kesiapan mental hadapi tantangan ekonomi dunia
SBY pastikan buat kebijakan ekonomi tepat dan terukur untuk menjawab tantangan ekonomi dunia
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan bahwa ekonomi Indonesia saat ini menghadapi tantangan baru berupa pemburukan ekonomi dunia. Untuk itu, perlu kesiapan mental dan kebijakan yang tepat untuk menghadapinya.
"Kita akan pastikan bahwa kebijakan ekonomi yang tepat dan terukur untuk menjawab tantangan tersebut," kata Presiden saat pidato kenegaraan di hadapan DPD-DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Kenapa Presiden Sukarno merasa kesulitan keuangan? "Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno. "Dalam hal keuangan aku tidak mencapai banyak kemajuan sejak zaman Bandung," tambahnya.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Lukisan apa yang diberikan SBY kepada Prabowo? SBY menjelaskan, lukisan laut ombak yang menghantam batu itu dia beri judul 'standing firm like rocks'. Dia menyebutkan, lukisan tersebut sebagai gambaran agae Prabowo dalam memimpin Indonesia nanti dapat kuat dan kokoh.
Untuk itu, menurut presiden, pihaknya harus meningkatkan koordinasi antara otoritas fiskal, moneter dan riil. Ini merupakan pelajaran berharga yang harus dipetik Indonesia ketika menghadapi krisis keuangan dunia 2008.
"Beruntung kita memiliki Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) sehingga Indonesia bisa selamat dari krisis yang dipicu oleh masalah subprime mortgage di Amerika Serikat itu," katanya.
Dia mengharapkan kehadiran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini bisa semakin menguatkan FKSSK yang awalnya hanya terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan.
(mdk/yud)