September 2019, BPS Catat Kinerja Ekspor Melemah Menjadi USD 14,10 Miliar
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada September 2019 mencapai USD 14,10 miliar. Nilai tersebut turun 1,29 persen apabila dibandingkan dengan Agustus 2019 dan turun 5,74 persen dibanding September 2018. Ekspor migas menyumbang sebesar USD 0,83 miliar sedangkan ekspor non migas menyumbang USD 13,27 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada September 2019 mencapai USD 14,10 miliar. Nilai tersebut turun 1,29 persen apabila dibandingkan dengan Agustus 2019 dan turun 5,74 persen dibanding September 2018.
"Total nilai ekspor pada September 2019 sebesar USD 14,10 miliar. Turun 1,29 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Selasa (15/10).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
Suhariyanto merinci, ekspor migas menyumbang sebesar USD 0,83 miliar sedangkan ekspor non migas menyumbang USD 13,27 miliar. Kedua komponen tersebut sama sama mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Dengan nilai ekspor USD 14,10 miliar, kompisisi ekspor menurut sektornya, untuk ekspor migas turun 5,17 persen secara month to month dan secara year on year turun tajam menjadi 37,13 persen," jelasnya.
Menurut sektor, ekspor non migas menyumbang 94,11 persen dari total ekspor pada September 2019. Masing-masing sektor non migas seperti pertanian, pengolahan dan pertambangan menyumbang USD 0,36 miliar, USD 10,85 miliar dan USD 2,06 miliar.
"Sama seperti bulan-bulan sebelumnya, ekspor masih perlu terus diperhatikan," tandas Suhariyanto.
Baca juga:
Tunggu Keputusan Trump dan China, Sri Mulyani Harap Penurunan Ekspor RI Makin Kecil
Mendag Minta Emak-Emak Belanja di Shopee dkk Pilih Produk Lokal
Permintaan Turun, Ekspor Karet Sumut Anjlok Tajam
Lebarkan Sayap Bisnis, Produsen Minuman Asal Semarang Incar Pasar Asia
Pemerintah Pangkas Perizinan Impor Barang Hulu Migas Menjadi 15 Hari
Kopi Arabika Gayo dari Aceh Ditolak Eropa
Aturan Impor Tekstil Bakal Direvisi, Ini Perubahannya