Serap Gabah Petani, Bos Bulog Budi Waseso Minta Modal Rp20 Triliun ke Pemerintah
Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menjelaskan, pemberian modal awal dimaksudkan agar Bulog tidak harus melakukan pinjaman kredit dan pertambahan bunga berjalan dari perbankan.
Perum Bulog mengusulkan agar Pemerintah memberikan modal awal sebesar Rp20 triliun agar BUMN sektor pangan tersebut dapat melakukan pengadaan serap gabah secara maksimal untuk stok cadangan beras pemerintah (CBP).
"Pemberian modal kerja untuk pengadaan beras CBP. Selama ini pengadaan beras CBP, kami menggunakan uang pinjaman dari perbankan. (Dana awal) kurang lebih sebesar Rp20 triliun," kata Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso pada rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR dikutip Antara di Jakarta, Kamis (21/11).
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Bagaimana Buleng dilakukan? Buleng diawali dengan memperkenalkan judul cerita, dilanjutkan dengan menyebutkan silsilah raja, menggambarkan sekilas keadaan kerajaan, menggambarkan konflik-konflik yang terdapat dalam cerita, lalu diakhiri dengan penjelasan pesan moral yang terkandung dalam cerita.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Kenapa BULOG memberikan sanksi tegas kepada oknum buruh dan kepala gudang yang terlibat? Manajemen Bulog berkomitmen memberikan pelayanan dan kualitas produk terbaik untuk masyarakat. Oleh sebab itu menyikapi video tentang oknum buruh yang banyak beredar tersebut Manajemen Bulog langsung bergerak cepat menindak tegas pihak-pihak yang terlibat.
-
Siapa yang diminta Budi Waseso untuk mencabut aturan Pramuka? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menjelaskan, pemberian modal awal dimaksudkan agar Bulog tidak harus melakukan pinjaman kredit dan pertambahan bunga berjalan dari perbankan.
Pada tahun ini, pemerintah menugaskan pengadaan beras sebesar 1,8 juta ton, namun hingga 18 November 2019, realisasinya baru mencapai 1,14 juta ton atau sebesar 63,6 persen dari target.
Sayangnya, penugasan penyediaan stok tersebut tidak dibarengi dengan kebijakan penyaluran beras, sehingga stok CBP pun berlebih. Bulog pun baru akan mengeluarkan stok CBP jika ada penugasan dari pemerintah.
Kesulitan Terkait Waktu Pencairan
Di sisi lain, pemerintah baru akan melakukan pembayaran kembali kredit tersebut setelah penyaluran beras berhasil direalisasikan. Bahkan, pencairan dana CBP dari pemerintah tidak selalu dilakukan pada awal tahun.
Berdasarkan PMK 88/PMK.02/2019, dana untuk pengadaan CBP 2019 sebesar Rp2,5 triliun. Dari anggaran tersebut, pemerintah menggunakan patokan Harga Pembelian Beras (HPB) Rp9.583 per kilogram (kg) dengan mekanisme pembayaran menggunakan pola penggantian selisih. Dari aturan tersebut, pemerintah hanya membayarkan selisih dari harga beras yang dijual Bulog ke pasar.
"CBP itu adalah beras cadangan pemerintah, jadi kita tidak bisa menjual CBP kecuali ada penugasan. Berarti, selama tidak ada penugasan, ini akan 'stuck' berasnya, sedangkan bunga (bank) sendiri terus berjalan," kata Buwas.
Terhitung hingga September 2019, Bulog masih memiliki utang atau pinjaman yang diselesaikan sebesar Rp28 triliun untuk pengadaan sejumlah komoditas, termasuk beras.
(mdk/idr)