Setelah 8 Tahun, Krakatau Steel Mampu Raup Laba Hingga Rp1,08 Triliun
Krakatau Steel berhasil meraup laba bersih sebesar USD74,1 juta atau Rp1,08 triliun pada triwulan I-2020. Capaian laba ini adalah yang pertama dalam 8 tahun terakhir. Perbaikan ini disebabkan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 39,8 persen dan penurunan biaya administrasi dan umum sebesar 41,5 persen.
Krakatau Steel (Persero) Tbk berhasil meraup laba bersih sebesar USD74,1 juta atau Rp1,08 triliun pada triwulan I-2020. Capaian laba ini adalah yang pertama dalam 8 tahun terakhir. Perbaikan ini disebabkan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 39,8 persen dan penurunan biaya administrasi dan umum sebesar 41,5 persen.
"Perseroan juga telah melakukan beberapa langkah perbaikan bisnis yang telah dilakukan sejak tahun 2019 dan hasilnya mulai terlihat di triwulan I 2020 ini," tegas Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim dalam keterangannya, Jumat (29/5).
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Kapan Balai Yasa Madiun diserahterimakan ke PT Industri Kereta Api? Pada tahun 1981, Balai Yasa Madiun diserah terima dari Perusahan Jawatan Kereta Api (PJKA) ke PT Industri Kereta Api (Persero).
-
Apa yang dimaksud dengan batuan? Batuan merupakan kumpulan mineral. Mineral adalah kristal tunggal yang terdiri dari unsur-unsur seperti silikon, oksigen dan karbon.
-
Bagaimana PT Adaro Indonesia memulai usahanya di bidang pertambangan batubara? Dengan meningkatnya fokus pada batubara, pada tahun 1976 Departemen Pertambangan membagi Kalimantan Timur dan Selatan menjadi 8 blok batubara dan mengundang tender untuk blok-blok tersebut. Perusahaan Pemerintah Spanyol Enadimsa menawar Blok 8 di Kabupaten Tanjung Kalimantan Selatan, karena batu bara diketahui ada di kabupaten tersebut dari singkapan yang dipetakan oleh ahli geologi Belanda pada tahun 1930-an dan dari persimpangan di kedalaman sumur minyak yang dibor oleh Pertamina pada tahun 1960-an.
-
Apa yang terjadi pada perusahaan ban di Cikarang? PT Hung-A Indonesia yang berlokasi di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi dikabarkan akan menutup seluruh operasional produksi pada awal Ferbruari 2024.Sekitar 1.200 karyawan di perusahaan itu terancam pemutus hubungan kerja (PHK) massal.
Beberapa upaya yang telah dilakukan perseroan untuk memperbaiki kinerja antara lain melalui program restrukturisasi dan transformasi. Salah satu hasil positif yang dicapai Perseroan adalah penurunan biaya operasi (operating expenses) induk turun 31 persen menjadi USD46,8 juta dibandingkan periode yang sama di tahun 2019.
Torehan positif ini tidak lepas dari keberhasilan dalam melakukan efisiensi. Di awal tahun 2020, Perseroan mampu meningkatkan produktivitas karyawan melalui program optimalisasi tenaga kerja yang meningkat 43 persen dibandingkan dengan pada saat tahun berjalan di 2019.
Selain itu, beban penggunaan energi, consumable, utility, biaya tetap, dan suku cadang mengalami penurunan, sehingga total penurunan biaya di Januari 2020 mencapai 28 persen jika dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk cash to cash cycle juga mengalami percepatan siklus 40 hari atau sekitar 41 persen pada Desember 2019 dibanding dengan periode di sepanjang tahun 2018.
"Atas upaya-upaya efisiensi, Krakatau Steel telah berhasil melakukan penghematan biaya sebesar USD130 juta pada triwulan I 2020. Meskipun demikian, kondisi di triwulan II 2020 diperkirakan berbeda karena kondisi pasar baja yang melemah sampai sekitar 50 persen akibat dari kondisi ekonomi Indonesia yang sedang mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19," jelasnya.
Kinerja di Triwulan II Akan Berat
Silmy memprediksi kinerja perusahaan akan menemui tantangan berat di triwulan II-2020. Menyusul pelemahan pasar baja hingga 50 persen sebagai dampak dari ekonomi Indonesia yang sedang mengalami tekanan akibat pandemi Corona atau Covid-19.
"Melemahnya perekonomian nasional telah berdampak pada industri baja. Hal ini jika berlanjut terus menerus maka diperkirakan akan berdampak pada kinerja di tahun 2020," kata Silmy.
Menurutnya, pandemi ini cukup berdampak buruk bagi kelangsungan bisnis industri baja di Tanah Air. Namun, Krakatau Steel sebagai BUMN strategis dengan dukungan pemerintah berusaha untuk menjaga industri hilir dan industri pengguna agar tetap beroperasi. Antara lain dalam hal ketersediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional.
Namun, jika pandemi terus berlarut-larut dan perseroan tidak melakukan langkah antisipasi dipastikan industri hilir dan industri pengguna akan menutup lini produksinya. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya tingkat utilisasi.
Karakteristik industri sendiri memerlukan waktu untuk melakukan proses start-up produksi dan kondisi tersebut akan menimbulkan celah masuknya produk impor yang dapat menimbulkan defisit neraca perdagangan nasional. Apabila industri sempat mati, maka akan sulit untuk dihidupkan kembali karena dibutuhkan usaha ekstra dan bisa memakan waktu lama serta biaya lebih besar untuk memulihkannya.
"Kita berharap kondisi perekonomian di triwulan III dan triwulan IV akan membaik. Sehingga Krakatau Steel dapat kembali meraih keuntungan seperti halnya di triwulan I-2020 dan tahun ini Krakatau Steel dapat membukukan laba seperti yang direncanakan pasca selesainya restrukturisasi Krakatau Steel," tandasnya.
(mdk/azz)