Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023
Pemerintah diharap bersikap responsif serta tepat sasaran, sehingga sektor padat karya tekstil ini bisa bertahan menghadapi turbulensi ekonomi.
Jemmy menyoroti terkait gelombang PHK yang sudah terjadi sejak tahun 2022, dan potensi gelombang kedua diperkirakan terjadi di tahun 2023.
Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023
Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmadja menyebut bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) masih belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19.
"Saat ini perjuangan industri TPT belum rampung, masih tahap recovery dari dua tahun didera pandemi covid-19. Perbaikan regulasi dan implementasi sangat perlu sehingga ada perlindungan negara terhadap industri TPT," kata Jemmy dalam acara CEO Gathering API di Jakarta, Jumat (1/9).
- Industri Tembakau Jadi Sumber Pekerjaan Jutaan Masyarakat, Libatkan Banyak Industri Turunan
- Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci Mencapai Indonesia Emas 2045
- Industri SKT di Tanah Air Serap Banyak Tenaga Kerja dan Beri Efek Ganda Bagi Perekonomian
- Usaha Pertambangan Menggeliat Usai Pandemi, Bisnis Alat Berat Tumbuh 40 Persen
Jemmy mengaku, keprihatinan yang menyelimuti sektor TPT terjadi sejak pandemi covid-19 dan masih terasa sampai sekarang. Dampak pandemi masih membuat pesanan dari mancanegara menurun dan jenuhnya barang impor TPT di pasar domestik, menjadi penyebab mendungnya industri TPT.
Di sisi lain, Jemmy menyoroti terkait gelombang PHK yang sudah terjadi sejak tahun 2022, dan potensi gelombang kedua diperkirakan terjadi di tahun 2023.
Padahal, industri padat karya, termasuk TPT, persepatuan dan alas kaki jadi harapan untuk membantu pemerintah mengatasi potensi tsunami pengangguran yang diakibatkan oleh bonus demografi.
Dia menjelaskan, terjadinya pelemahan industri atau sering disebut sebagai de-industrialisasi akan mengakibatkan serapan tenaga kerja menurun drastis, padahal lonjakan tenaga kerja dari bonus demografi tidak terbendung.
"Maka, upaya-upaya besar harus dilakukan oleh API, APSYFI dan bersama pemerintah," ujar Jemmy.
Jemmy berharap agar pemerintah bersikap responsif dalam waktu yang cepat dan akurat, serta tepat sasaran, sehingga sektor padat karya TPT ini bisa bertahan menghadapi turbulensi ekonomi internasional dan domestik.
"Para pelaku IKM sektor garmen adalah aktor penting untuk menggerakkan ekononomi. Maka, kita bersama sama pemerintah dan pelaku industri TPT berskala besar, harus bersama-sama berjuang untuk meningkatkan produktifitas sandang," ujar Jemmy.
"Tetapi, saat ini TPT sedang mengalami masalah masalah yang cukup besar," tutup Jemmy.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com