Sri Mulyani: Dana APBN untuk Menangani Pandemi Setara Bangun 2 Ibu Kota Baru
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menceritakan perjuangan pembiayaan APBN dalam menghadapinya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Dia mengatakan, pengeluaran APBN untuk menangani pandemi melonjak Rp900 triliun dari yang seharusnya.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menceritakan perjuangan pembiayaan APBN dalam menghadapinya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Dia mengatakan, pengeluaran APBN untuk menangani pandemi melonjak Rp900 triliun dari yang seharusnya.
Menurut Sri Mulyani, jumlah itu setara dengan membangun dua proyek Ibu Kota Negara (IKN). Adapun ongkos proyek membangun satu IKN diperkirakan sekitar Rp466 triliun.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
-
Bagaimana Sri Isyana Tunggawijaya memerintah? Sri Isyana Tunggawijaya adalah raja perempuan Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah berdampingan bersama dengan suaminya yang bernama Sri Lokapala.
-
Kapan Puteri Modiyanti lahir? Puteri, yang lahir pada 8 Februari 1998, kini berusia 26 tahun.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Siapa istri Epy Kusnandar? Epy Kusnandar adalah seorang aktor senior yang telah berperan dalam berbagai film dan sinetron yang dikenal oleh masyarakat. Dia memiliki seorang istri yang cantik bernama Karina Ranau.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
"Kebutuhan pembiayaan kita (untuk pandemi Covid-19) mencapai Rp1.600 triliun. Itu saya sampaikan kepada bapak presiden, Rp900 triliun pembiayaan meningkat, itu sudah dapat dua IKN, pak," kata Sri Mulyani, Kamis (26/1/2023).
Sebagai perbandingan, dia memaparkan desain APBN 2020 sebelum pandemi, dengan jumlah pembiayaan Rp741 triliun. Sementara defisit fiskal sebesar 1,76 persen dari PDB, atau sekitar Rp307 triliun.
Begitu terpukul pandemi, pemerintah lalu melonggarkan kebijakan untuk menaikan defisit APBN di atas 3 persen terhadap PDB. Kemudian dikeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54/2020, yang membuat defisit fiskal melonjak hampir tiga kali lipat menjadi 5,07 persen.
"Kalau dilihat nominalnya, defisitnya naik lebih dari Rp550 triliun. Dan, kebutuhan pembiayaan kita melonjak dari Rp741 triliun ke Rp1.439 triliun, dua kali lipat," ungkap Sri Mulyani.
Namun, upaya itu masih kurang. Sehingga pemerintah kembali mengeluarkan perubahan postur dan rincian anggaran melalui Perpres 72/2020. Alhasil, defisit APBN semakin melonjak jadi 6,34 persen, atau secara nominal Rp1.039 triliun.
"Jadi naiknya hampir 2,5 kali lipat. Kebutuhan pembiayaan kita mencapai Rp1.600 triliun," sebut Sri Mulyani.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)